Selamat Datang, Baca, Pahami dan Rasakan dari Sebuah Tulisan

Selamat Datang, Baca, Pahami, dan Renungkan Makna Indahnya Kenganan dari Sebuah Tulisan
Kenangan tidak mudah untuk dilupakan hanya hilang ingatan yang bisa mengobatinya. Sekecil apa pun kenangan akan tetap berada di pikiran.
Kado Terakhir Untukmu menceritakan semua peristiwa yang telah terjadi, dilewati dan dirasakan sebagai bentuk apresiasi pada sebuah kenangan.
Tulislah apa yang kita rasakan dan rasakan apa yang kita tulis.


Minggu, 31 Agustus 2014

Nostalgia dengan Masa Lalu



“Derif kamu masih sama si Ica ?” tanya ibuku.
            “Kan udah lama putus Bu” jawabku
            “Pacaran kok putus lagi, putus lagi”
            Aku tak menjawabnya. Dari pada pertanyaannya makin menjauh, ku pilih pergi meninggalkan ibu di ruang tamu. Aku masuk ruang kamar, gara-gara ibu bertanya seperti itu aku kembali terngingat kepada Ica. Ica adalah orang yang pernah aku cintai.
            Di kamar aku mencoba melupakan pertanyaan ibu tentang hubungan aku dengan Ica. Memang saat ini aku sudah putus dengan Ica dan aku belum mendapatkan pacar baru pengganti Ica. Aku duduk di meja belajar ku tenangkan pikiran. Ketika kita menenangkan pikiran, kita mencoba tenang namun saat pikiran itu tenang sadar atau tidak kita akan memikirkan hal yang tidak ingin kita pikirkan. Aku tidak ingin memikirkan Ica yang mungkin dia kini telah bahagia dengan pacar barunya namun kerena pertanyaan ibu tentang Ica, aku kembali mengingat dia.
            Ku lihat buku yang tertata rapih di meja belajar, buku yang sudah lama tidak aku baca. Aku mengambil buku Pengkajian Puisi dengan cover berwarna merah karya Rachmat Djoko Pradopo. Ku buka buku itu, aku mulai membacanya dan aku baru sadar di lembar terakhir buku Pengkajian Puisi ada catatan aku untuk Ica. Aku semakin teringat akan Ica.
            Aku ingat ketika waktu PDKTdengan Ica, Ica pernah pinjam buku ini. Saat itu Ica sms “Rif, kamu kan anak bahasa Indonesia, punya buku tentang puisi gak ?”
            “Ada, emang buat apa ? kamu kan anak Ekonomi” jawabku
            “Cuma pengen baca-baca aja. Boleh pinjem gak ?”
            “Boleh, boleh” jawabku sambil kegirangan karena aku sedang jatuh cinta sama dia.
            Aku memperhatikan Ica sejak semester 1. Aku kenal dengan Ica di kenalkan oleh Apip. Kita sempat akrab meski hanya lewat dunia maya dan handphone saja. Waktu itu, meski pun kita akrab aku belum tau wujud Ica seperti apa dan Ica pun belum tau penampakan aku seperti apa.
            Walau aku dan Ica belum pernah bertemu namun aku merasa ada damai yang aku rasakan, tiap aku sms Ica pasti membalasnya. Sampai akhirnya Ica minta foto aku di pajang di Facebook. Aku berpikir “bagus ternyata Ica penasaran dengan aku” tanpa pikir panjang aku upload foto aku yang paling tampan, ganteng, kece. Sebelum aku upload, aku meminta saran dulu kepada Apip tentang foto mana yang harus aku upload.
            “foto aku yang ini keren gak ?” tanyaku sambil menunjukan foto yang akan di upload.
            “Ini foto keren apa foto orang Madura sedang jualan sate ?” jawabnya
            Memang sih foto itu aku sedang memakai celana pendek berwarna hijau dan kaos belang-belang khas orang Madura.
            “Ahh terus yang mana ?” ucapku.
            “Gini aja cari foto yang macho karena cewek suka sama cowok yang macho” jawab Apip
            “Ya udah oke nanti aku cari dulu”
            Aku cari foto aku yang paling tampan dan macho karena kata Apip “cewek suka sama cowok yang macho”. Pikirku maco itu seperti cowok keren dengan jenggot dan badan yang kekar serta jarang tersenyum persis seperti Ariel Noah tapi pas liat penampakanku, aku malah lebih mirip stand mic-nya Ariel.
            Setelah dicari, aku dapatkan foto aku yang paling keren, yang paling ganteng dan yang paling kece dengan rambut yang agak gondrong dan senyum yang kepeksa seperti foto-foto anak alay.
            “Ini satu-satunya foto wajah aku yang paling ganteng” ucapku.
            “Apaan nih kok rambutnya kayak tikus kena air” jawab Apip.
            Hening
            Aku pulang ke rumah dan bertemu dengan Ibu. Kita sempat berbicara sebentar.
            “Rambut kamu tuh dipotong udah kayak tikus nyebur ke air” ucap Ibuku
            Bagaimana rasanya ketika orang tua kita sendiri bilang kalau rambut kita mirip tikus nyebur ke air. Sesaat aku ingin menjawab “Ini faktor turunan bu” tapi nanti aku takut dikutuk jadi tikus beneran akhirnya aku cuma bilang “Iya nanti aku potong”
            Demi Ica, aku potong rambut yang katanya mirip tikus nyebur ke air ini. Aku potong rambut ini dengan gaya rambut paling simpel: potong rapih. Setelah dipotong rambutnya, aku pikir “ini saat yang tepat untuk foto (lagi)”. Aku lihat wajahku di foto dengan model rambut baru tapi gaya lama, “Aah foto ini agak mendingan terbantu oleh gaya rambut baru, sekarang rambut aku udah kayak tikus masuk ke air yang agak rapih dikit”
            Aku langsung memberikan kabar gembira ini ke Apip.
            “Ini foto aku yang baru”. Ucapku
            “Tetep sih gak ada bedanya tapi ya udah berdoa aja mudah-mudahan Ica suka”
            “Hmmmm”
            Foto itu aku upload ke facebook dan mengabarinya kepada Ica bahwa ada kabar gembira yang akan membuatnya tercengang dan tak percaya ini.
            “Foto aku udah aku upload ke facebook nanti tinggal liat saja” pesanku kepeda Ica
            “Oke, aku jadi penasaran” jawab Ica di ujung sana.
            Setelah mendapatkan jawaban pesan Ica seperti itu dalam hati aku berkata “Yessssss !!!! kau pasti tidak akan percaya kalau aku setampan itu” dengan ketawa sinis mirip di sinetron-sinetron bergendre drama yang diikuti dengan camera yang di zoom.
            Aku masih menunggu kabar dari Ica namun Ica tak mengabarinya juga.
            Satu hari tak ada kabar
            Dua hari tak ada kabar
            Sampai satu minggu tak ada kabarnya juga.
            Aku buka facebook lagi berharap dia berkomentar di foto yang aku upload itu. Ada satu komentar berharap itu Ica namun salah dugaanku, yang berkomentar di foto yang aku upload adalah cewek nick name facebook-nya Cewxs Chantik CellaluChayangkamoe dia bilang “Aneh fotonya
            Aku lihat foto yang aku upload, tidak ada yang aneh di foto itu, mukaku yang (kata ibu tetep) ganteng hanya di foto yang aku upload bentuknya terbalik, kepalanya di bawah karena waktu itu aku tidak tau cara membalikannya. Aku tak peduli dengan komentar pemilik akun facebook Cewxs Chantik CellaluChayangkamoe.
Aku masih setia menunggu Ica untuk berkomentar di foto yang aku upload itu namun saat itu juga aku tersadar Ica tidak pernah berkomentar di foto itu, foto yang sengaja aku upload sesuai dengan permintaan dia.
            Satu jam berlalu, tak ada komentar dari ica.
            Dua jam berlalu, masih tak ada komentar.
            Malam itu, tak ada komentar dari Ica.
            Aku ingat, ketika aku menyatakan perasaanku kepada Ica dan Ica menolaknya. Waktu itu malam minggu, aku memberanikan diri untuk bilang bahwa “aku cinta kamu” sederhana namun mental harus siap.
Ketika menyatakan perasaan yang dibutuhkan itu cuma dua: 1) mental; dan 2) tissue. Dan cintaku ditolak, untung aku sudah menyiapkan tissue jadi aku bisa menangis puas semalaman.
Lagu Fall For You milik Secondhand Serenade yang sengaja menjadi nada pesan hand phone membangunkan lamunanku. Ku buka pesan masuk itu.
“Besok latihan, bawain lagu Lepaskan Diriku milik J-Rock. Kamu hapalin lagunya”
Pesan itu dikirim oleh Raden. Dia adalah temanku dari semester pertama sampai saat ini.
“Oke” jawabku yang dikirim lewat pesan singkat.
Aku mengikuti saran dari Raden, yaitu menghapalkan lagu yang besok akan aku bawakan. Aku searching lirik lagu Lepaskan Diriku di google, setelah aku mendaptkan lirik lagu tersebut, aku tidak sengaja membuka history facebook dan ketika masuk ternyata link itu berisi foto-foto Ica sedang membawa boneka Teddy Bear berwarna coklat yang aku berikan sebagai kado ulang tahun dia ke 22 yang masih lengkap dengan bungkus kado berwarna pink dengan ornamen bunga dan pita yang masih menempel di kado yang membuat kadonya jadi semakin cantik.
Ketika melihat foto boneka Teddy Bear itu, waktu seakan kembali lagi. Kembali ke waktu saat ulang tahun Ica, saat aku memberikan kado untuk Ica bahkan saat aku mencari kado yang pas untuk Ica.
Aku ingat, ketika membeli kado boneka Teddy Bear, aku ditertawakan oleh mbak-mbak penjual boneka. Aku ingat alasan aku membeli boneka Teddy Bear itu karena aku pernah berjanji kepada Ica suatu saat aku akan membelikannya boneka Teddy Bear dan moment ulang tahun adalah moment yang pas untuk merubah janji menjadi bukti.
Semakin lama, aku semakin bernostalgia dengan mantan. Ingatanku makin dipacu untuk kembali ke 2 sampai 3 tahun yang lalu.
Aku ingat ketika pacaran dengan Ica, aku belum pernah diajak main ke rumahnya dengan alasan “Dia belum boleh pacaran” dan selayaknya orang pacaran: saling percaya, maka aku percaya dengan alasan yang dia ucapkan itu.
Aku ingat, ketika marah-marahan dengan Ica. Marah-marahan dengan pasangan menjadi hal yang lucu untuk aku ingat. Ketika marah kita cuma diam dan ketika baikan aku dan Ica berkata “Ini salah aku bukan salah kamu”, aku tidak menyalahkan dia dan dia pun tidak menyalahkan aku tapi kita menyalahkan diri kita sendiri. Ketika sudah baikan kita berkomitmen untuk tidak marah-marahan karena masalah yang sama.
Aku ingat ketika dia memutuskan untuk pergi dari hidup aku dan memilih hati yang lain untuk tempat bersinggahnya.
Aku ingat, waktu itu hari jumat, dia berkata “Aku jenuh sama kamu” dia menatapku dengan serius, dan melanjutkan ucapannya “mending kita putus dari pada nanti kita makin sakit”.
Aku cuma bisa diam dan menundukan kepala. Ketika dia berkata seperti itu aku merasa gagal untuk membahagiakan dia karena tak ada perasaan lain selain dia merasa jenuh.
Aku ingat kalimat terakhir yang Ica ucapkan kepadaku setelah prosesi pemutusan cinta itu selesai “Jaga diri kamu Rif”. Dan tetap aku cuma bisa terdiam.
Saat itu aku merasa bahwa aku adalah orang yang disalahkan dalam gagalnya sebuah hubungan cinta antara aku dan dia. Tidak ada alasan lain selain “Jenuh”. Ya Jenuh.
Waktu menunjukan pukul 02.45 WIB. Mengingat nanti siang aku ada acara dengan Raden dan hari pun sudah pagi, aku bersiap-siap untuk beristirahat. Aku langsung menutup laptop, ku rapihkan tempat tidur dan nostalgia ini sudah selesai. Ku pejamkan mata dan berharap dia tidak datang ke kehidupannku lagi bahkan dalam mimpi sekali pun.


Karya Derif Rys Gumilar
Follow Twitter  @Gumilar_
Facebook : eriefgilaraquino@rocketmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar