Selamat Datang, Baca, Pahami dan Rasakan dari Sebuah Tulisan

Selamat Datang, Baca, Pahami, dan Renungkan Makna Indahnya Kenganan dari Sebuah Tulisan
Kenangan tidak mudah untuk dilupakan hanya hilang ingatan yang bisa mengobatinya. Sekecil apa pun kenangan akan tetap berada di pikiran.
Kado Terakhir Untukmu menceritakan semua peristiwa yang telah terjadi, dilewati dan dirasakan sebagai bentuk apresiasi pada sebuah kenangan.
Tulislah apa yang kita rasakan dan rasakan apa yang kita tulis.


Jumat, 29 Agustus 2014

Kado Terakhir Untukmu



Dunia terang disinari mentari yang mencerahkannya bersama hembuasan angin yang menyejukan suasana namun bising motor dan mobil membuat buyar pikiran yang mencoba untuk tetap tenang.
“Selamat Pagi Pak”.
“Pagi”.
Salam dari seluruh siswa dan siswi SMK Wahidin membuatku bangun dari lamunan.
Pagi itu, saatnya  ku mulai sebuah rencana yang telah aku rencanakan dari tiga bulan yang lalu. Sebuah kamera digital menjadi alat untuk membuat video kejutan yang ku buat hanya untuk Ica sebagai kado ulang tahun ke-22.
            Seluruh guru di sekolah tersebut aku minta untuk memberikan ucapan untuk Orang yang aku cintai yaitu Ica. Yaa karena Ica adalah lulusan dari sekolah tersebut.
 Satu persatu aku meminta ucapan dari guru untuk aku rekam sebagai kado ulang tahun Ica.
“Ibu kepala sekolah bolehkah saya meminta ucapan ulang tahun dari ibu untuk alumni sekolah ini yang tanggal  4 September genap berumur 22 tahun ?”. Tanya ku.
“Derif, kamu kesini karena Program kuliah bukan karena pacar kamu”. Jawab Ibu Kepala Sekolah.
“Jadi ibu bersedia atau tidak untuk memberikan ucapan ulang tahun untuk Ica ?”.
“Tidak !”.
“Ibu kali ini aja, aku mohon. Toh ini untuk alumni sekolah ini kok”.
“Ibu bilang tidak !”
Sesaat suasana hening. Aku tak bisa memaksa Ibu Kepala Sekolah untuk memberikan ucapan ulang tahun untuk Ica walau pun aku kecewa akan jawaban dari permintaanku. Aku hanya bisa tertunduk.
Hening.
“Ibu itu kepala sekolah bukan artis sinetron dan ini kado yang berkesan untuk dia tapi tidak dengan Ibu. Disini tempat untuk belajar bukan tempat untuk membuat film dan kamu disini untuk mencari nilai dan menambah ilmu bukan untuk membuat kejutan buat kekasih kamu. Paham !”. Ucap Ibu Kepala Sekolah
“Paham Bu”. Jawabku.
Aku pesimis dengan semua rencanaku hingga akhirnya Aku putuskan untuk mencoba meminta ucapan ulang tahun ke sahabat Ica. Yaa dia bernama Gita. Jarak rumah Gita ke kampus lumayan jauh hingga akhirnya dia tanggal di asrama yang disediakan oleh kampus untuk mahasiswanya.
Jalanan kota Cirebon sangat panas dan macet, maklum kini matahari sedang berada di puncak dunia. Suara kenalpot motor dan mobil membuat gendang telingaku hampir pecah namun waktu terus berjalan, Gita tak memiliki waktu banyak karena dia akan pulang kampung yang memaksa aku untuk menarik gas motor lebih dalam lagi.
“Lama sekali”. Sambut Gita akan kedatanganku.
“Sorry, sorry maklum motor tua jadi ga bisa ngebut.” Jawabku.
“Ahh alesan aja lo mah”.
“Okee langsung aja yaa”. Ucapku.
“Langsung apanya ?”. Tanya gita kepadaku.
Yaa memang Gita belum tau rencana yang telah aku susun untuk membuat video kejutan sebagai kado ulang tahun ke-22 Ica.
“Jadi gini, bentar lagi kan Ica ulang tahun. Naaah, aku ingin bikin video ucapan ulang tahun untuk dia dari sahabat-sahabatnya termasuk kamu Gita. Gimana ?”. Ucapku
“Okee tapi aku malu Rif”. Sambut Gita.
“Laah kok malu. Ini buat temen kamu loh, temen dari semester satu. Yaa yaaa mau yaa”.
“Ya udah okee tapi kamu jangan liat yaa, aku ngucapinnya di belakang”
“iyaa iyaaa, ini kameranya”. Jawabku.
Sebuah video kumpulan ucapan ulang tahun dari teman-teman  Ica, ku buat  sebagai kado untuk orang yang ku cinta. Dari semua ucapan yang ku video ada satu teman yang bagiku sangat istimewa. Ya ucapan itu dari Kinan, Kinan adalah kekasih dari mantannya Ica. Aku tak tau apakah ucapan dari Kinan bisa menjadi kejutan untuk Ica atau malah sebaliknya. Di satu sisi Ica sendiri belum kenal dengan Kinan bahkan bertemu pun belum pernah.
Di ruang kesiswaan, di SMK tersebut aku bertemu dan berbicara dengan Kinan.
“Kinan, boleh ga aku minta ucapan ulang tahun dari kamu untuk Ica ?”. Tanyaku .
 “Boleh”. Jawab Kinan.
“Ya udah aku video yaa”
“Kok di video, ga ah aku malu”. Jawab Kinan sambil tersenyum karena malu dengan kamera yang aku bawa.
“Ayo sih Kinan, bentar aja. Ya yaa yaa”.
Kinan pun memberikan ucapan ulang tahun untuk Ica, yaa meski pun banyak yang di take ulang.
“Ica selamat ulang tahun ke-22. Semoga panjang umur, sehat selalu, makin dewasa dan langgeng sama Derifnya. Oya, saya pacarnya Agus salam kenal yaa. Kapan-kapan kita jalan bareng nanti kalau ketemu teraktirannya jangan lupa. Hehehe”.
Tak terasa jam istirahat telah selesai, aku bergegas kembali ke ruangan  tempat ku bertugas dan ternyata di ruangan itu ada beberapa teman-teman Ica yang sedang berkumpul. Ada beberapa teman Ica yang praktik di lembaga pendidikan yang sama denganku. Tanpa berfikir panjang aku meminta ucapan ulang tahun lagi. Yaa memang aku sedang mengumpulkan ucapan-ucapan ulang tahun sebagai kado ulang tahun Ica dari teman-temannya, dari yang serius, yang santai, yang sok dewasa sampe yang absurd sekali pun aku tetap merekamnya.
“In, aku video kamu yaa.” Ucapku.
“Vi-vii-video a-aapa ?” Iin menjawab dengan suara yang terbata-bata, yaa sinetron abis gitu mungin karena dia terobsesi ingin jadi pemain sinetron dengan judul yang sama dengan namanya, Iin Yang Tertukar.
”Video ucapan ulang tahun untuk Ica.” Sambutku.
“Enggak ah malu.” Jawab Iin menggelengkan kepala sambil senyum-senyum
“Ayolah.”
“Enggak.”
“5 menit aja.” Ucapku dengan suara yang mekin keras mencoba untuk menyemangati Iin.
“Enggak.” Tegas Iin.
“3 menit.”
“Enggak.”
“2 menit.”
Akhirnya dengan muka penuh kepasrahan Iin menerima permintaanku “Ya udah.”
Akhirnya dengan desakan Iin mau juga dan sengaja aku buat lama berharap ucapan ulang tahunnya bisa sampai 5 menit tapi alhasil 2 menit pun kurang.
Iin memberikan ucapan ulang tahunnya berdua bersama temannya. Iin adalah seorang mahasiswi yang cerdas, pemalu dan suka banget sama sinetron apalagi sinetron Tukang Bubur Naik Haji mungkin dia suka bukan sama ceritanya tapi sama gerobak buburnya kali. Iin di kampus satu jurusan bahkan satu kelas dengan Ica jadi Ica mau pun Iin sudah kenal akrab. Sedangakan temannya hanya satu jurusan dengan Ica.
“Selamat ulang tahun Ica, semoga panjang umur, PPL-nya lancar dan langgeng sama Derifnya. Di tunggu teraktirannya di SS hehehe.” Ucap Iin yang ku rekam melalui video.
Tiga minggu yang sangat penuh rasa, dari lelah, malu, sampai menjengkelkan ini sudah hampir selesai  dan tersisa satu hari lagi untuk mencari sasaran ulang tahun untuk Ica.
Aku berfikir siapa yang belum mengucapkan ucapan ulang tahun untuk Ica. Memang masih banyak teman-teman Ica yang belum ku video tapi karena keterbatasan waktu dan tenaga sehingga yang terjangkau saja yang ku minta ucapannya. Sempat terpikir ingin ku minta ucapan ulang tahun untuk Ica dari keluarganya tapi niat seperti itu urung kembali karena hal-hal tertentu yang tak memungkinkan itu terjadi.
Keesokan harinya di sekolah, aku kembali memutar otak, kira-kira siapa yang bisa ku video untuk mengucapkan ulang tahun ke-22 untuk  Ica.
Di ruang kesiswaan  aku kembali bertemu dengan Kinan, ku coba berdiskusi dengan Kinan tentang video yang ku buat  dan kira-kira siapa lagi yang harus ku video.
“Kinan, kira-kira siapa lagi yaa yang harus ku video ucapan ulang tahun untuk Ica ?.” Tanyaku kepada Kinan dengan muka pasrah.
“Ibu kepala sekolah.” Jawab Kinan dengan penuh keyakinan.
“Ibu kepala sekolah mah udah tapi beliau ga mau.”
“Pak Aan.”
“Udah tapi sama dia juga ga mau.”
“Bu Leli.”
“Ga ah saya takut.”
“Pak Arif.”
“Sama dia juga gak mau.”
“Pak Alvi.”
“Dia juga sama ga mau.” Jawab ku.
Sambil menatap langit, dengan tangan memegang kepala dan dengan tatapan kosong, aku berkata kepada Kinan, “Mungkin gak ada lagi yang bisa aku minta ucapan ulang tahun untuk Ica dari teman-temannya, guru-gurunya sewaktu Ica SMK dan orang-orang yang Ica kenal. Sekarang aku pesimis dan pasrah sajalah.” Ucapku sedikit tertahan.
“Jangan gitu dong, niat kamu udah bagus kok.” Sambut Kinan mencoba meyakinkanku.
Aku terdiam, suasana menjadi hening. Namun tak lama kemudian Kinan bersuara “Aku punya ide.” Ucap Kinan sambil mengangkat jari tangannya ke samping kepala lalu munculah lampu di samping atas kepalanya dan bersinar terang (lah sinetron banget).
Aku terkejut, ku lirik Kinan dengan curiga dan dengan penuh rasa penasaran aku berkata terbata-bata. “I-iide a-apa ?”.
“Gimana kalau kamu video aku lagi tapi dengan ucapan yang beda kok.”
“Tidaaaaaak!!!” Jawabku kepada Kinan.
Memberikan kejutan untuk orang yang kita cintai apalagi di hari ulang tahunnya memang membutuhkan proses yang tidak mudah meski pun kita belum tau apakah kejutannya berhasil atau malah sebaliknya. Begitu pun dengan aku, aku takut kejutan di ulang tahunnya Ica, orang yang sangat aku cintai malah jadi sesuatu yang tidak aku inginkan.
Video ini memang tak semahal cincin bahkan dengan seikat mawar pun lebih mahal mawar dibandingakn dengan video ini tapi proses pembuatannya penuh dengan perjuangan dan tak bisa dibeli dengan materi karena kata teman-teman yang dibutuhkan perempuan itu perjuangannya bukan mahal tidaknya. Namun disamping pembuatan video ucapan ulangtahun ini, aku juga telah membeli boneka Teddy Bear untuk Ica. Ica memang lebih suka boneka Panda dibandingkan Teddy Bear namun aku pernah berjanji untuk membelikan boneka Teddy Bear sewaktu bertemu tak sengaja dengan Ica di salah satu pusat perbelanjaan yang ada di Cirebon.
Orang yang jatuh cinta tidak akan peduli dengan rasa malu yang hadapinya sebagai proses membuat orang yang kita cintai bisa tersenyum, tertawa tanpa harus merasakan seperti apa rasa malu yang kita rasakan.
 “Kriiing kriiing kriiing.” Suara bel sekolah yang pertanda telah selesai jam pelajaran dan sebentar lagi para siswa dan siswi akan bergegas untuk pulang.
Tak pikir panjang aku langsung menuju kelas XII AK 2. Aku berdiri di depan para siswa dengan penuh rasa malu karena nanti pasti dibilang lebay oleh siswa ketika saya meminta ucapan ulang tahun kepada mereka.
“Kawan-kawan di kelas XII AK 2, bapak ingin meminta bantuan kepada kalian semua, bolehkan ?.” Tanyaku.
“Bantuan  apa pak ?.”
“Jadi gini, bentar lagi pacar bapak ulang tahun. Nah, bapak ingin meminta ucapan ulang tahun dari kalian untuk pacar bapak tapi bapak video ucapan ulang tahunnya.”
“Ciyee bapak punya pacar ciyee.” Jawab seluruh siswa.
Aku memaklumi jawaban siswa seperti itu karena seumuran mereka sedang alay-alaynya.
“Gimana mau ga ?.” Tanyaku.
“Okee pak tapi nanti yaa aku berkaca dulu biar tambah keren, kan nanti di video.” Ucap salah satu siswa kelas XII AK 2 yang didominasi oleh perempuan dan anehnya yang berkata seperti itu adalah Aji, dia seorang laki-laki mungkin karena lingkungan kelas dia juga jadi ikutan alay.
“Udah siap?.”
“Sekarang bapak video yaa.” Tegasku.
“Siap.” Jawab mereka serentak.
“Mulai.”
Beberapa siswa mulai menucapkan ulang tahunnya untuk Ica.
“Selamat ulang tahun teteh, semoga panjang umur dan makin tambah lengket sama  pak Derifnya.” Ucap Sandra salah satu siswi kelas AK 2.
Setelah beberapa siswa mengucapkan ulang tahunnya untuk Ica meski pun ucapannya sama semua. Tak lama kemudian seluruh siswa dalam kelas XII AK 2 menyanyikan lagu untuk Ica yang ku video.
“Balonku ada lima, rupa-rupa warnanya. Merah kuning kelabu”
“STOOOOOOP !!!” Ucapku untuk menghentikan lagu, lagu yang tak sesuai dengan moment ulang tahun itu.
“Ini untuk ulang tahun bukan reuni anak Taman Kanak-kanak.” Tegasku
“Tapi kan dulu pacar bapak pernah masuk TK kan.” Jawab Fikri mencoba membenarkan apa yang telah mereka nyanyikan.
“Tapi kan gak harus lagu Balonku juga kan ?”
“Ya udah pak kita ganti lagu.”
Seluruh siswa mengganti lagu yang mereka nyanyikan dengan lagu Selamat Ulang Tahun, dari 45 siswa yang bernyanyi kurang lebih hanya 20 siswa dan sisanya mereka tidak hafal dan hanya pelengkap penderita.
Uacapan ulang tahun dari siswa kelas XII AK 2 sudah selesai ku video, kini ku mencari target baru lagi yang bisa ku video ucapannya untuk Ica.
Ku buka pintu kelas yang berwarna abu-abu dengan perlahan dan kulihat ada mas Eko dan mas Dani sedang berjalan. Mas Eko dan mas Dani adalah staf di SMK Wahidin. Tanpa berfikir lama aku langsung menghampiri mereka.
“Mas, minta ucapan ulang tahunnya untuk Ica dong.” Ucapku kepada mas Eko.
“Boleh.”
“Ku video yaa.”
“Siap.” Sambutnya.
“Selamat ulang tahun Ica, semoga makin dewasa di usia yang ke-22 ini.” Ucapan mas Eko yang ku video.
“Ayo mas Dani juga dong.”
“Enggak ah pak, aku kan gak kenal sama Ica.” Jawab mas Dani sambil melambaikan tangan dan berlari seperti yang sedang uji nyali di tempat yang angker yang gak sengaja ku rekam.
 “Mas Eko, makasih yaa untuk ucapan ulang tahunnya.”
“Mas Dani jangan lari, tunggu aku.” Ucapku, dan aku pun ikut berlari.
Suasana lingkunga sekolah mulai ramai dan dipenuhi para siswa yang hendak pulang. Gendang telinga ini terusik oleh obrolan-obrolan antar siswa dan temannya yang sedang berjalan keluar gerbang sekolah .
            Aku berjalan memasuki ruang TU dan disana ternyata ada mas Yudi yang sedang duduk sendirian di depan komputer. Ya komputer menjadi teman setia mas Yudi dalam menyelesaikan kerjaannya. Mas Yudi adalah orang yang baik, pendiam, suka main games bola dan mas Yudi juga menjadi staf TU di SMK Wahidin.
            “Mas, bentar lagi Ica ulang tahun, minta ucapan ulang tahun dong buat Ica tapi aku video.”
            “Boleh, boleh.” Jawab mas Yudi.
            “Tapi jangan disini mas, disini berisik oleh anak-anak yang mau pulang.” Ucapku.
            “Terus dimana dong?” mas Yudi semakin penasaran
            “Kita cari tempat yang sepi mas agar ucapan ulang tahunnya terdengar dengan jelas ketika aku video.” Ucapku dengan nada berbisik  “Ayo mas ikuti aku.” Sambutku.
            Kita berdua berjalan mencari tempat yang sepi, hampir setiap ruangan ramai oleh siswa yang sedang bergegas untuk pulang.  Aku dan mas Yudi masih menyusuri setiap ruangan dan aku temukan satu tempat yang lumayan sepi, pikirku di tempat ini suara mas Yudi akan terdengar dengan jelas.
            “Disini mas, disini tempatnya tidak begitu ramai.” Ucapku.
            “Disini ?” tanya mas Yudi dengan wajah heran.
            “Iya disini.” Tegasku dengan penuh keyakinan sambil menunjuk ke arah lantai (seperti di film-film action)
            “I-iiini kan wc Rif.” Jawab mas Yudi dengan suara terbata-bata dan lagi-lagi dengan tampang heran.
            “Iya sih mas ini wc.”
            Suasana menjadi hening. Mas Yudi diam dan aku pun ikut diam, mas Yudi  mondar-mandir, aku pun ikut mondar-mandir. Kita berdua sudah seperti orang yang sedang nyasar dan tidak tau harus kemana. Dalam suasana hening ini, hatiku sedang bernyanyi “Aku tersesat dan tak tau arah jalan pulang aku tanpamu butiran debu”.
            “Gak apa-apa mas wc juga yang pentingkan ucapannya bukan tempatnya.” Ucapku meyakinkan mas Yudi sambil menundukan kepalaku.
Mas Yudi terdiam dengan tangan menutupi permukaan wajah bagian bawahnya. Ku lihat mas Yudi lagi dan tetap masih terdiam serta mondar-mandir dengan langkah perlahan dan sesekali menganggukan kepalanya. Aku biarkan mas Yudi seperti itu karena kata orang, biasanya orang yang sedang berfikir itu sama persis dengan apa yang sedang mas Yudi lakukan sekarang dan bisa saja apa yang sedang dilakukan mas Yudi itu ternyata sedang mencari inspirasi untuk ucapan ulang tahun yang akan di ucapkan untuk Ica.
Aku bingung kalau terlalu lama diam dan suasananya makin hening nanti takut malah salah satu diantara kita ada yang kerasukan, secara kita sedang di wc dan di film-film horor mahluk astral suka menghuni wc. Akhirnya aku pun mulai bertanya kepada mas Yudi.
“Ke-kkkenapa mas ? kok di-diiiem aja.” Tanyaku sedikit tertahan.
“Gak apa-apa, ini aroma wc-nya  menyengat banget.” Jawab mas Yudi sambil menutup hidungnya.
Buyaaar semuanya. Ku kira mas Yudi sedang mencari kata-kata yang bagus untuk Ica tapi ternyata mas Yudi diam itu sedang menahan aroma khas wc.
“Ooh kirain kenapa mas, yaa udah kita pindah ke depan aja mas.”
“Depan mana Rif ?” Tanya mas Yudi yang masih menutupi hidungnya.
“Depan monas mas, yaa di depan wc lah mas.” Jawabku.
Kita berdua pindah ke depan wc, yaa lumayan disini aroma wc tidak terlalu menyengat seperti di dalam.
“Siap ya mas. Aku video nih” Tegasku.
“Selamat ulang tahun Ica, semoga panjang umur, sehat selalu, makin dewasa dan jangan lupain guru-guru serta teman-teman di SMK Wahidin dan semoga bisa sampai kakek dan nenek sama Derifnya. Amin.” Ucapan ulang tahun yang sangat bagus dari mas Yudi untuk Ica, khususnya yang paling bagus ucapan di kalimat terakhirnya.
Hari terakhir pengumpulan ucapan ulang tahun telah berakhir dan semua ucapan telah ku rekam melalui video. Hari-hari yang melelahkan telah ku lewati dengan harapan Ica senang dengan apa yang telah ku lakukan untuk ulang tahunnya yang ke-22 dan hasil rekaman ucapan ulang tahun yang ku video menjadi kado yang tak terlupakan.
Sesampainya di rumah aku liat-liat kembali semua kumpulan ucapan ulang tahun yang telah ku rekam. Satu demi satu kulihat dan ku dengarkan kata-kata yang keluar dari teman-teman Ica untuk Ica. Setelah ku perhatikan ucapan-ucapannya ternyata semua ucapan hampir sama semua “Selamat ulang tahun dan panjang umur” sampai seterusnya seperti itu semua.
Setelah selesai ku perhatikan semua ucapan ulang tahun itu, kerjaan baru siap menanti yaitu menyatukan kumpulan-kumpulan video ucapan yang masih terpisah namun hal itu aku kesampingkan dulu. Sekarang mencari boneka Teddy Bear sebagai kado ulang tahun untuk Ica.
Di suatu siang yang sangat terik aku mencari boneka Teddy Bear di tempat-tempat yang menjual aneka boneka.
“Mbak, ada boneka Teddy Bear ?.” Tanyaku sambil malu-malu.
“Cowok kok cari boneka.” Jawab-mbak-mbak-penjual-boneka-yang-aku-gak-tau-namanya.
“Bu-bbbukan buat saya mbak bonekanya, ini buat pacar saya mbak.” Jawab saya sambil terbata-bata.
“Ada gak mbak ?” Tegaskuku.
“Ada kok, tapi saya mah sukanya boneka Dolphin yang ini mas.” Jawab-mbak-mbak-penjual-boneka-yang-aku-gak-tau-namanya itu sambil memberikan boneka Dolphin ke tanganku.
Sambil melirik curiga, ku menjawab “Tapikan ini buat pacar saya mbak dan pacar saya sukanya sama boneka Panda atau Teddy Bear.”
“Jadi ga mau Boneka Dolphin ?”. Tanya-mbak-mbak-penjual-boneka-yang-aku-gak-tau-namanya itu meyakinkan aku.
“Enggakaaak mbak.”
“Ya udah Doraemon.”
“Teddy Bear mbak.” Tegasku
“Ya udah iya Teddy Bear.” Jawab-mbak-mbak-penjual-boneka-yang-aku-gak-tau-namanya.
“Iya mbak dari tadi juga aku minta Teddy Bear mbak”
“Mau yang warna apa Teddy Bearnya mas ?” tanya-mbak-mbak-penjual-boneka-yang-aku-gak-tau-namanya.
“Yang coklat.” Jawabku
“Bagus yang putih tau.” Ucap-mbak-mbak-penjual-boneka-yang-aku-gak-tau-namanya itu mencoba mengganggu keyakinanku.
“Saya maunya yang coklat mbak.” Jawabku lantang.
Mbak-mbak-penjual-boneka-yang-gak-tau-namanya itu mengambil boneka Teddy Bear yang berwarna coklat sesuai dengan permintaanku. Tak lama kemudian mbak-mbak-penjual-boneka-yang-aku-gak-tau-namanya itu menghampiriku sambil menatapku dengan wajah heran.
“Ke-keenapa mbak ?” Tanyaku dengan lirikan mata curiga.
“Cowok kok pake motor pink, terus belinya boneka lagi.” Jawab mbak-mbak-penjual-boneka-yang-aku-gak-tau-namanya itu sambil tersenyum meledekku.
Aku terdiam sambil menundukan kepalaku seakan-akan aku sedang dihakimi di persidangan tentang kasus orientasi seksual dengan tema Misteri Laki-laki Bermotor Pink dan Boneka Teddy Bear.
Dengan penuh rasa malu aku berkata ke mbak-mbak pelayan “Bu-buunngkus mbak bonekanya”
“Mau pake ornamen apa bungkus kadonya mas ?”
“Yang gambar bunga dan warnanya pink aja mbak.”
“Bunga ?? Pink??” Tanya mbak-mbak-penjual-boneka-yang-aku-gak-tau-namanya itu dengan muka heran.
“Iya mbak biar bagus gitu.” Ucapku meyakinkan mbak-mbak-penjual-boneka-yang-aku-gak-tau-namanya itu.
Setelah selesai membeli boneka Teddy Bear yang lebih tepatnya mempermalukan diri sendiri terhadap orientasi seksualku di depan mbak-mbak-penjual-boneka-yang-aku-gak-tau-namanya itu. Gara-gara mbak-mbak-penjual-boneka-yang-gak-tau-namanya yang makin penasaran dengan warna pink dan boneka Teddy Bear yang dibeli olehku, aku langsung bergegas pulang untuk istirahat.
“Makasih yaa mbak.” Ucapku.
“Iya sama-sama mas pink.” Jawab-mbak-mbak-penjual-boneka-yang-gak-tau-namanya.
Langsung ku tarik gas motorku dengan penuh rasa malu.
Malam harinya ku mencoba menelpon Ica untuk kangen-kangenan selayaknya anak muda yang sedang dilanda rindu mendalam.
“Tuuuttt...Tuuttt”
“Hallo.” Ica mengangkat telponnya.
“Iya sayang. Lagi apa ?” Tanyaku.
“Lagi duduk aja.” Jawab Ica di ujung sana.
“Besok ada acara gak ?”. Tanyaku.
“Gak ada. Emang kenapa ?” Tanya Ica di ujung sana.
“Gak apa-apa cuma pangen ketemu aja. Bisa buat ketemu ?”.
“Boleh.” Jawab Ica.
“Ya udah besok ketemu yaa.” Kataku melalui telepon genggam yang mesih menempel di telingaku.
Sedang asik-asiknya melelpon tiba-tiba telponnya mati.
“Tuuut....Tut...Tut.”
Aku kaget, kenapa Ica tiba-tiba mematikan telponnya. Namun, setelah kulihat lagi ternyata pulsa di hp-ku telah habis.
“Maaf sayang pulsanya habis.” Ku memberi tahu melalui pesan singkat yang masih ada gratisan buat sms.
Aku tak sabar menanti hari esok untuk melihat hasil dari semua rencana yang telah ku persiapkan untuk ulang tahunnya Ica. Besok adalah hari ulang tahun Ica, ulang tahun ke-22 dan di ulang tahun ke-22 Ica kini menjadi pacarku. Aku tak bisa tidur, ku takut semua rencana itu malah gagal, gagal total. Dalam hati ku berkata “Aku harus optimis”. Ya optimisme tak menjamin suatu keberhasilan. Optimisme hanya kata-kata untuk meyakinkan diri belaka. Optimisme hanya membuat diri sendiri percaya dengan apa yang akan kita kerjakan dan optimisme hanya kata-kata Mario Teguh. Sedangkan hidup ini sendiri tak semudah seperti apa yang di katakan Mario Teguh.
Orang yang jatuh cinta akan memberikan segala hal untuk kekasihnya tujuannya agar orang yang kita cintai itu bisa bahagia walau pun kita sendiri tidak tahu apakah dia benar-benar bahagia atau bahagia karena terpaksa.
Keesokan harinya tanggal 4 September, aku bertemu dengan Ica setelah selesai tugas praktik mengajar di SMK Wahidin Kota Cirebon. Kado boneka Teddy Bear telah ku persiapkan dan ku simpan di dalam rumah teman. Sedangkan kumpulan video ucapan ulang tahun untuk Ica dari teman-temannya telah ku simpan di notebook yang berwarna merah milikku.
“Kita ngobrol di belakan aja yuk.” Ajakanku.
“Boleh.” Jawab Ica.
Setelah sampai di belakang, aku bingung bagaimana caranya agar masuk ke skenario yang telah ku buat. Aku mencari ide, aku berfikir apakah aku harus pura-pura pingsan tapi nanti malah jadi ramai atau apa aku harus pura-pura kerasukan tapi aku berfikir lagi nanti takut orang-orang mencari ustadz dan ustadz itu berkomunikasi dengan aku seperti acara televisi yang tayang tengah malam itu. Akhirnya aku pura-pura membuka notebook dan ku putar beberapa video klip lagu-lagu Indonesia dan video kegiatan aku selama program PPL itu.
“Sayang liat deh ini kegiatan aku waktu mengajar.’’ Ucapku.
“Kamunya mana ?” Tanya Ica.
“Itu yang berdiri di depan, masa gak keliatan.” Jawabku sambil menunjuk ke layar notebook.
“Oh itu kamu. Abis beda tipis sama siswa, badannya sama-sama kecil.”
Aku menunduk, aku berbisik lirih “yaa Tuhan buatlah badanku ini besar seperti tokoh film Action, Hulk tapi kulitnya jangan hijau yaa.”
“Oya ini ada video teman-teman PPL aku.”  Ucapku mengalihkan pembicaraan masalah badan.
Ica melihat video itu dan dipertengahan video.....Jreng Jreeng Jreeeng mulailah diputar ucapan-ucapan ulang tahun untuk Ica yang telah ku rekam selama kurang lebih satu bulan.
Ku melihat Ica, Ica terdiam. Aku berkata dalam hatiku “kejutan ini gagal, tak ada respon dari Ica, Ica cuma diam saja”. Ku tak henti-hentinya memandangi Ica dan tak lama kemudian ku lihat Ica meneteskan air matanya.
“Kenapa kok nangis ?” Tanyaku.
Ica terdiam tak menjawab pertanyaanku.
“Kamu gak suka yaa?” Sambutku.
Ica menjawab dengan menatapku “Aku suka kok, makasih yaa sayang.”
Aku langsung membalikan badan lalu tersenyum dan berteriak dalam hati “Iyyeeeeee”.
“Oya tunggu yaa aku mau ambil sesuatu dulu.” Kataku kepada Ica.
“Ambil apa ?” Tanya Ica dengan wajah heran.
“Udah tunggu aja.” Jawabku.
Aku masuk untuk mengambil kado yang berwarna pink dengan ornamen bunga serta pita merah yang mengelilingi kado berisi Teddy Bear itu.
“Sayang ini kado di ulang tahun yang ke-22 kamu. Semoga kado ini bukan kado terkhir dari aku untuk kamu yaa.”
“Iya sayang. Makasih yaa.” Jawab Ica.
Hari itu hari yang sulit untuk dilupakan dan hari itu juga kegelisahanku akan menemukan jawaban dan ternyata jawabannya Ica menyukai dengan semua usaha yang telah ku lakukan untuknya.
Malam harinya Ica memfoto kado yang masih terbungkus, Ica juga berfoto bersama Teddy Bear isi kado dari aku dan foto-foto itu Ica upload ke facebook.
Selesai sudah usaha yang telah ku lakukan untuk Ica sebagai kado ulang tahunnya Ica. Aku berterimakasih kepada teman-teman yang telah membantu proses pembuatan video ulang tahun untuk Ica. Namun sayang kegiatan PPL sudah hampir selesai dan program KKN siap menanti dengan teman-teman yang baru dan bahkan teman-teman yang belum pernah ku kenal dan itu berarti aku harus jauh dengan Ica lagi.
KKN di mulai diakhir Oktober dan akan selesai akhir November, selama itu pula aku mengenal teman-teman yang sebelumnya aku tidak kenal. Aku harus tinggal selama satu bulan dengan mereka dan rasanya itu seperti di penjara karena kasus yang sama dengan nama programnya namun artinya beda. Ya KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) bukan (Kuliah Kerja Nyata).
Dalam program KKN aku merasa Ica telah berubah, Ica sudah tek seperti kucing lagi yang lembut dan penyabar. Kini Ica sudah menjadi kucing yang dewasa lalu menjadi macan, buas, sedikit-sedikit bisa marah dan bisa aja ketika marah macan langsung mencengkram tawanannya lalu mencabik-cabiknya dan terakhir memakannya.
“Kamu kenapa,  akhir-akhir ini kamu jadi berubah.” Tanyaku lirih lawat hp yang menempal di telingaku.
“Gak apa-apa.” Jawab Ica di ujung sana dengan singkat.
“Kamu marah sama aku ?.”
“Enggak.”
Kata teman aku, katika cewek bilang tidak apa-apa itu berarti dia ada apa-apa. Aku makin penasaran dengan jawaban Ica seperti itu. Namun, aku tidak bisa berbuat apa-apa. Aku hanya terdiam dan sering melamun, memikirkan yang tak seharusnya dipikirkan.
Tanggal 29 November tepatnya malam Jumat, Ica mengirim pesan singkat kepadaku dan aku masih ingat itu karena waktu itu aku sedang tidak ada pulsa jadi aku tidak bisa membalas pesannya.
“Aku jenuh. Akhir-akhir ini aku merasa kurang yakin dengan kamu, yang cemburuan, gampang marah seolah tak percaya denganku. Kayaknya kita sampai disini saja. Kamu orang yang baik, kamu berhak untuk mendapatkan orang yang lebih baik dari aku.”
Lagi-lagi aku hanya bisa terdiam, merasakan sakitnya hati ini. Entah apa salahku hingga Ica tega membuat hati ini hancur, hancur tak tersisa. Ternyata aku sadar, ketika pasangan kita berubah, dia seperti itu sebenarnya dia ingin putus tapi tidak tahu akan memberikan alasan apa. Dan ketika sudah tidak ada alasan lagi, alasan yang apling sering dikatakan : aku jenuh, bosan, mungkin kita tidak berjodoh, kamu terlalu baik buat aku.
Kini lengkplah sudah, sepi ini akan selalu menghampiriku bersama gelap yang kurasa dan hampa yang kuterima untuk tetap menyusuri jalanan yang terjal namun aku harus tetap barjalan dengan langkah yang terkulai. Dalam gerimis yang menyapaku, angin malam yang menyentuhku, aku semakin terbuai oleh bayang-bayang hitam.
Ku bawakan sebaris kata untuk Ica, tentang rindu yang kelam, tentang cinta yang terbuang yang terbesit namamu diantara air mata dan lara. Masihkah ada senyummu dibatas penantianku selama ini yang kini makin terbata.
Setelah selesai program KKN aku baru tahu bahwa Ica memiliki pacar baru sebagai pengganti aku di hatinya. Laki-laki itu tidak lain adalah ketua KKN di kelompoknya, mungkin Ica sudah merasakan rasa sayang kepada ketua KKN-nya dari sebelum Ica memutuskan aku. Sekarang aku sadar bahwa ketika pasangan kita berubah, hal itu karena dia ingin putus tapi tidak tahu akan memberikan alasan apa untuk putusnya dan terkadang alasannya itu tidak masuk akal tapi kita harus mempercayai dengan alasan yang diberikan pasangan kita yang sebentar lagi akan menjadi mantan kita.
Aku bertemu dengan Ica dan Ica berkata “Maafin aku dul udah bikin kamu sakit hati.”
“Iya aku juga minta maaf belum bisa bikin kamu bahagia.” Jawabku.
“Aku udah minta maaf jadi kamu jangan membenci aku yaa.” Ucap Ica.
“Aku memaafkan tapi bukan berarti aku melupakan hal itu. Terima kasih dengan satu tahun yang tak terlupakan.” Jawabku lirih.
Aku lemah dengan ukiran indah memuja cinta. Luka yang abadi, luka yang menghujam jantungku. Kau tak tahu bahwa aku kecewa dalam cerita ini, aku tidak mampu berpikir tantang cinta lagi kini akal sehatku hilang dan kau buat aku tenggelam, tenggelam dalam lara yang tak berkesudahan dengan semua ucapan busukmu, dengan semua kata-kata palsumu membuat hati ini makin hancur dan mati. Aku terdiam meratapi nafas yang masih tersisa, merasakan dunia yang tak berarti lagi. Dan akhirnya kecewa ini selalu menemaniku.
Kinan memberikan kabar karena memang sudah lama tidak bertemu. Melalui pesan singkat, facebook, twitter kita bisa berkomunikasi meski pun kita tidak pernah bertemu lagi seusai program PPL.
“Ciyee yang lagi galau.” Pesan dari Kinan di sebrang sana.
“Galau ??? emang.” Jawabku di pojokan kamar.
Dan sampai saat ini aku dan Kinan masih berkomunikasi baik, yaa sekedar berbagi cerita apalagi tipikal Kinan yang alay tiap ngobrol di telpon lebay tapi setidaknya dia yang masih mau mendengarkan ceritaku. Dari cerita senang, sedih sampai cerita yang absurd Kinan tetap mendengarkan.
Pada akhirnya orang yang jatuh cinta harus siap patah hati. Seperti kata Khalil Gibran : Kesenangan adalah kesedihan yang terbuka bekasnya, tawa dan air mata datang dari sumber yang sama. Semakin dalam kesedihan menggoreskan luka ke dalam jiwa, semakin mampu sang jiwa menampung kebahagiaan. Aku tidak meyakini kalimat dari Khalil Gibran itu tapi setidaknya dalam kesendirian ini aku bisa belajar memahami lebih dalam lagi tentang spesies yang bernama perempuan ini.
Orang yang jatuh cinta akan diselimuti rasa bahagia namun itu hanya sementara dan di akhir kisah air mata yang berbicara. Kini aku sadar ternyata yang dibutuhkan kita adalah merelakan, cepat atau lambat kita harus sadar akan merelakan orang yang kita cintai. Kumpulan video ucapan ulang tahun untuk Ica ku persembahkan sebagai kado pertama dan terakhir untuk Ica. Dan Ica, hanya masa lalu.


Karya Derif Rys Gumilar

Follow Twitter  @Gumilar_
Facebook : eriefgilaraquino@rocketmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar