Dunia terang disinari mentari yang
mencerahkannya bersama hembuasan angin yang menyejukan suasana namun bising
motor dan mobil membuat buyar pikiran yang mencoba untuk tetap tenang.
“Selamat Pagi Pak”.
“Pagi”.
Salam dari seluruh siswa dan siswi SMK
Wahidin membuatku bangun dari lamunan.
Pagi
itu, saatnya ku mulai sebuah rencana
yang telah aku rencanakan dari tiga bulan yang lalu. Sebuah kamera digital
menjadi alat untuk membuat video kejutan yang ku buat hanya untuk Ica sebagai kado
ulang tahun ke-22.
Seluruh guru di sekolah tersebut aku
minta untuk memberikan ucapan untuk Orang yang aku cintai yaitu Ica. Yaa karena
Ica adalah lulusan dari sekolah tersebut.
Satu persatu aku meminta ucapan dari guru
untuk aku rekam sebagai kado ulang tahun Ica.
“Ibu
kepala sekolah bolehkah saya meminta ucapan ulang tahun dari ibu untuk alumni
sekolah ini yang tanggal 4 September
genap berumur 22 tahun ?”. Tanya ku.
“Derif,
kamu kesini karena Program kuliah bukan karena pacar kamu”. Jawab Ibu Kepala
Sekolah.
“Jadi
ibu bersedia atau tidak untuk memberikan ucapan ulang tahun untuk Ica ?”.
“Tidak
!”.
“Ibu
kali ini aja, aku mohon. Toh ini untuk alumni sekolah ini kok”.
“Ibu
bilang tidak !”
Sesaat suasana hening. Aku tak bisa
memaksa Ibu Kepala Sekolah untuk memberikan ucapan ulang tahun untuk Ica walau
pun aku kecewa akan jawaban dari permintaanku. Aku hanya bisa tertunduk.
Hening.
“Ibu
itu kepala sekolah bukan artis sinetron dan ini kado yang berkesan untuk dia
tapi tidak dengan Ibu. Disini tempat untuk belajar bukan tempat untuk membuat
film dan kamu disini untuk mencari nilai dan menambah ilmu bukan untuk membuat
kejutan buat kekasih kamu. Paham !”. Ucap Ibu Kepala Sekolah
“Paham Bu”. Jawabku.
Aku pesimis dengan semua rencanaku
hingga akhirnya Aku putuskan untuk mencoba meminta ucapan ulang tahun ke
sahabat Ica. Yaa dia bernama Gita. Jarak rumah Gita ke kampus lumayan jauh
hingga akhirnya dia tanggal di asrama yang disediakan oleh kampus untuk
mahasiswanya.
Jalanan kota Cirebon sangat panas dan
macet, maklum kini matahari sedang berada di puncak dunia. Suara kenalpot motor
dan mobil membuat gendang telingaku hampir pecah namun waktu terus berjalan,
Gita tak memiliki waktu banyak karena dia akan pulang kampung yang memaksa aku
untuk menarik gas motor lebih dalam lagi.
“Lama sekali”. Sambut Gita akan
kedatanganku.
“Sorry, sorry maklum motor tua jadi ga
bisa ngebut.” Jawabku.
“Ahh alesan aja lo mah”.
“Okee langsung aja yaa”. Ucapku.
“Langsung apanya ?”. Tanya gita
kepadaku.
Yaa memang Gita belum tau rencana yang
telah aku susun untuk membuat video kejutan sebagai kado ulang tahun ke-22 Ica.
“Jadi
gini, bentar lagi kan Ica ulang tahun. Naaah, aku ingin bikin video ucapan
ulang tahun untuk dia dari sahabat-sahabatnya termasuk kamu Gita. Gimana ?”. Ucapku
“Okee tapi aku malu Rif”. Sambut Gita.
“Laah
kok malu. Ini buat temen kamu loh, temen dari semester satu. Yaa yaaa mau yaa”.
“Ya
udah okee tapi kamu jangan liat yaa, aku ngucapinnya di belakang”
“iyaa
iyaaa, ini kameranya”. Jawabku.
Sebuah video kumpulan ucapan ulang tahun
dari teman-teman Ica, ku buat sebagai kado untuk orang yang ku cinta. Dari
semua ucapan yang ku video ada satu teman yang bagiku sangat istimewa. Ya
ucapan itu dari Kinan, Kinan adalah kekasih dari mantannya Ica. Aku tak tau
apakah ucapan dari Kinan bisa menjadi kejutan untuk Ica atau malah sebaliknya.
Di satu sisi Ica sendiri belum kenal dengan Kinan bahkan bertemu pun belum
pernah.
Di ruang kesiswaan, di SMK tersebut aku
bertemu dan berbicara dengan Kinan.
“Kinan, boleh ga aku minta ucapan ulang
tahun dari kamu untuk Ica ?”. Tanyaku .
“Boleh”. Jawab Kinan.
“Ya udah aku video yaa”
“Kok di video, ga ah aku malu”. Jawab
Kinan sambil tersenyum karena malu dengan kamera yang aku bawa.
“Ayo sih Kinan, bentar aja. Ya yaa yaa”.
Kinan pun memberikan ucapan ulang tahun
untuk Ica, yaa meski pun banyak yang di take ulang.
“Ica
selamat ulang tahun ke-22. Semoga panjang umur, sehat selalu, makin dewasa dan
langgeng sama Derifnya. Oya, saya pacarnya Agus salam kenal yaa. Kapan-kapan
kita jalan bareng nanti kalau ketemu teraktirannya jangan lupa. Hehehe”.
Tak terasa jam istirahat telah selesai,
aku bergegas kembali ke ruangan tempat
ku bertugas dan ternyata di ruangan itu ada beberapa teman-teman Ica yang
sedang berkumpul. Ada beberapa teman Ica yang praktik di lembaga pendidikan
yang sama denganku. Tanpa berfikir panjang aku meminta ucapan ulang tahun lagi.
Yaa memang aku sedang mengumpulkan ucapan-ucapan ulang tahun sebagai kado ulang
tahun Ica dari teman-temannya, dari yang serius, yang santai, yang sok dewasa
sampe yang absurd sekali pun aku tetap merekamnya.
“In,
aku video kamu yaa.” Ucapku.
“Vi-vii-video a-aapa ?” Iin menjawab
dengan suara yang terbata-bata, yaa sinetron abis gitu mungin karena dia
terobsesi ingin jadi pemain sinetron dengan judul yang sama dengan namanya, Iin Yang Tertukar.
”Video
ucapan ulang tahun untuk Ica.” Sambutku.
“Enggak
ah malu.” Jawab Iin menggelengkan kepala sambil senyum-senyum
“Ayolah.”
“Enggak.”
“5 menit aja.” Ucapku dengan suara yang
mekin keras mencoba untuk menyemangati Iin.
“Enggak.”
Tegas Iin.
“3
menit.”
“Enggak.”
“2
menit.”
Akhirnya
dengan muka penuh kepasrahan Iin menerima permintaanku “Ya udah.”
Akhirnya dengan desakan Iin mau juga dan
sengaja aku buat lama berharap ucapan ulang tahunnya bisa sampai 5 menit tapi alhasil
2 menit pun kurang.
Iin memberikan ucapan ulang tahunnya
berdua bersama temannya. Iin adalah seorang mahasiswi yang cerdas, pemalu dan
suka banget sama sinetron apalagi sinetron Tukang Bubur Naik Haji mungkin dia
suka bukan sama ceritanya tapi sama gerobak buburnya kali. Iin di kampus satu
jurusan bahkan satu kelas dengan Ica jadi Ica mau pun Iin sudah kenal akrab.
Sedangakan temannya hanya satu jurusan dengan Ica.
“Selamat ulang tahun Ica, semoga panjang
umur, PPL-nya lancar dan langgeng sama Derifnya. Di tunggu teraktirannya di SS
hehehe.” Ucap Iin yang ku rekam melalui video.
Tiga minggu yang sangat penuh rasa, dari
lelah, malu, sampai menjengkelkan ini sudah hampir selesai dan tersisa satu hari lagi untuk mencari
sasaran ulang tahun untuk Ica.
Aku berfikir siapa yang belum
mengucapkan ucapan ulang tahun untuk Ica. Memang masih banyak teman-teman Ica
yang belum ku video tapi karena keterbatasan waktu dan tenaga sehingga yang
terjangkau saja yang ku minta ucapannya. Sempat terpikir ingin ku minta ucapan
ulang tahun untuk Ica dari keluarganya tapi niat seperti itu urung kembali
karena hal-hal tertentu yang tak memungkinkan itu terjadi.
Keesokan harinya di sekolah, aku kembali
memutar otak, kira-kira siapa yang bisa ku video untuk mengucapkan ulang tahun
ke-22 untuk Ica.
Di ruang kesiswaan aku kembali bertemu dengan Kinan, ku coba
berdiskusi dengan Kinan tentang video yang ku buat dan kira-kira siapa lagi yang harus ku video.
“Kinan, kira-kira siapa lagi yaa yang
harus ku video ucapan ulang tahun untuk Ica ?.” Tanyaku kepada Kinan dengan
muka pasrah.
“Ibu kepala sekolah.” Jawab Kinan dengan
penuh keyakinan.
“Ibu kepala sekolah mah udah tapi beliau
ga mau.”
“Pak Aan.”
“Udah tapi sama dia juga ga mau.”
“Bu Leli.”
“Ga ah saya takut.”
“Pak Arif.”
“Sama dia juga gak mau.”
“Pak Alvi.”
“Dia juga sama ga mau.” Jawab ku.
Sambil menatap langit, dengan tangan
memegang kepala dan dengan tatapan kosong, aku berkata kepada Kinan, “Mungkin
gak ada lagi yang bisa aku minta ucapan ulang tahun untuk Ica dari
teman-temannya, guru-gurunya sewaktu Ica SMK dan orang-orang yang Ica kenal.
Sekarang aku pesimis dan pasrah sajalah.” Ucapku sedikit tertahan.
“Jangan gitu dong, niat kamu udah bagus
kok.” Sambut Kinan mencoba meyakinkanku.
Aku terdiam, suasana menjadi hening.
Namun tak lama kemudian Kinan bersuara “Aku punya ide.” Ucap Kinan sambil
mengangkat jari tangannya ke samping kepala lalu munculah lampu di samping atas
kepalanya dan bersinar terang (lah sinetron banget).
Aku terkejut, ku lirik Kinan dengan
curiga dan dengan penuh rasa penasaran aku berkata terbata-bata. “I-iide a-apa
?”.
“Gimana kalau kamu video aku lagi tapi
dengan ucapan yang beda kok.”
“Tidaaaaaak!!!” Jawabku kepada Kinan.
Memberikan kejutan untuk orang yang kita
cintai apalagi di hari ulang tahunnya memang membutuhkan proses yang tidak
mudah meski pun kita belum tau apakah kejutannya berhasil atau malah
sebaliknya. Begitu pun dengan aku, aku takut kejutan di ulang tahunnya Ica,
orang yang sangat aku cintai malah jadi sesuatu yang tidak aku inginkan.
Video ini memang tak semahal cincin
bahkan dengan seikat mawar pun lebih mahal mawar dibandingakn dengan video ini
tapi proses pembuatannya penuh dengan perjuangan dan tak bisa dibeli dengan
materi karena kata teman-teman yang dibutuhkan perempuan itu perjuangannya
bukan mahal tidaknya. Namun disamping pembuatan video ucapan ulangtahun ini,
aku juga telah membeli boneka Teddy Bear untuk Ica. Ica memang lebih suka
boneka Panda dibandingkan Teddy Bear namun aku pernah berjanji untuk membelikan
boneka Teddy Bear sewaktu bertemu tak sengaja dengan Ica di salah satu pusat perbelanjaan
yang ada di Cirebon.
Orang yang jatuh cinta tidak akan peduli
dengan rasa malu yang hadapinya sebagai proses membuat orang yang kita cintai
bisa tersenyum, tertawa tanpa harus merasakan seperti apa rasa malu yang kita
rasakan.
“Kriiing
kriiing kriiing.” Suara bel sekolah yang pertanda telah selesai jam pelajaran
dan sebentar lagi para siswa dan siswi akan bergegas untuk pulang.
Tak pikir panjang aku langsung menuju
kelas XII AK 2. Aku berdiri di depan para siswa dengan penuh rasa malu karena
nanti pasti dibilang lebay oleh siswa ketika saya meminta ucapan ulang tahun
kepada mereka.
“Kawan-kawan
di kelas XII AK 2, bapak ingin meminta bantuan kepada kalian semua, bolehkan
?.” Tanyaku.
“Bantuan
apa pak ?.”
“Jadi
gini, bentar lagi pacar bapak ulang tahun. Nah, bapak ingin meminta ucapan
ulang tahun dari kalian untuk pacar bapak tapi bapak video ucapan ulang
tahunnya.”
“Ciyee bapak punya pacar ciyee.” Jawab
seluruh siswa.
Aku memaklumi jawaban siswa seperti itu
karena seumuran mereka sedang alay-alaynya.
“Gimana mau ga ?.” Tanyaku.
“Okee pak tapi nanti yaa aku berkaca
dulu biar tambah keren, kan nanti di video.” Ucap salah satu siswa kelas XII AK
2 yang didominasi oleh perempuan dan anehnya yang berkata seperti itu adalah
Aji, dia seorang laki-laki mungkin karena lingkungan kelas dia juga jadi ikutan
alay.
“Udah siap?.”
“Sekarang bapak video yaa.” Tegasku.
“Siap.” Jawab mereka serentak.
“Mulai.”
Beberapa siswa mulai menucapkan ulang
tahunnya untuk Ica.
“Selamat ulang tahun teteh, semoga
panjang umur dan makin tambah lengket sama
pak Derifnya.” Ucap Sandra salah satu siswi kelas AK 2.
Setelah beberapa siswa mengucapkan ulang
tahunnya untuk Ica meski pun ucapannya sama semua. Tak lama kemudian seluruh
siswa dalam kelas XII AK 2 menyanyikan lagu untuk Ica yang ku video.
“Balonku ada lima, rupa-rupa warnanya.
Merah kuning kelabu”
“STOOOOOOP !!!” Ucapku untuk
menghentikan lagu, lagu yang tak sesuai dengan moment ulang tahun itu.
“Ini untuk ulang tahun bukan reuni anak
Taman Kanak-kanak.” Tegasku
“Tapi kan dulu pacar bapak pernah masuk
TK kan.” Jawab Fikri mencoba membenarkan apa yang telah mereka nyanyikan.
“Tapi kan gak harus lagu Balonku juga
kan ?”
“Ya udah pak kita ganti lagu.”
Seluruh siswa mengganti lagu yang mereka
nyanyikan dengan lagu Selamat Ulang Tahun, dari 45 siswa yang bernyanyi kurang
lebih hanya 20 siswa dan sisanya mereka tidak hafal dan hanya pelengkap
penderita.
Uacapan ulang tahun dari siswa kelas XII
AK 2 sudah selesai ku video, kini ku mencari target baru lagi yang bisa ku
video ucapannya untuk Ica.
Ku buka pintu kelas yang berwarna
abu-abu dengan perlahan dan kulihat ada mas Eko dan mas Dani sedang berjalan. Mas
Eko dan mas Dani adalah staf di SMK Wahidin. Tanpa berfikir lama aku langsung
menghampiri mereka.
“Mas, minta ucapan ulang tahunnya untuk
Ica dong.” Ucapku kepada mas Eko.
“Boleh.”
“Ku video yaa.”
“Siap.” Sambutnya.
“Selamat ulang tahun Ica, semoga makin
dewasa di usia yang ke-22 ini.” Ucapan mas Eko yang ku video.
“Ayo mas Dani juga dong.”
“Enggak ah pak, aku kan gak kenal sama
Ica.” Jawab mas Dani sambil melambaikan tangan dan berlari seperti yang sedang
uji nyali di tempat yang angker yang gak sengaja ku rekam.
“Mas Eko, makasih yaa untuk ucapan ulang
tahunnya.”
“Mas Dani jangan lari, tunggu aku.”
Ucapku, dan aku pun ikut berlari.
Suasana lingkunga sekolah mulai ramai
dan dipenuhi para siswa yang hendak pulang. Gendang telinga ini terusik oleh
obrolan-obrolan antar siswa dan temannya yang sedang berjalan keluar gerbang
sekolah .
Aku berjalan memasuki ruang TU dan
disana ternyata ada mas Yudi yang sedang duduk sendirian di depan komputer. Ya
komputer menjadi teman setia mas Yudi dalam menyelesaikan kerjaannya. Mas Yudi
adalah orang yang baik, pendiam, suka main games bola dan mas Yudi juga menjadi
staf TU di SMK Wahidin.
“Mas, bentar lagi Ica ulang tahun, minta
ucapan ulang tahun dong buat Ica tapi aku video.”
“Boleh, boleh.” Jawab mas Yudi.
“Tapi jangan disini mas, disini
berisik oleh anak-anak yang mau pulang.” Ucapku.
“Terus dimana dong?” mas Yudi
semakin penasaran
“Kita cari tempat yang sepi mas agar
ucapan ulang tahunnya terdengar dengan jelas ketika aku video.” Ucapku dengan
nada berbisik “Ayo mas ikuti aku.”
Sambutku.
Kita berdua berjalan mencari tempat
yang sepi, hampir setiap ruangan ramai oleh siswa yang sedang bergegas untuk
pulang. Aku dan mas Yudi masih menyusuri
setiap ruangan dan aku temukan satu tempat yang lumayan sepi, pikirku di tempat
ini suara mas Yudi akan terdengar dengan jelas.
“Disini mas, disini tempatnya tidak
begitu ramai.” Ucapku.
“Disini ?” tanya mas Yudi dengan
wajah heran.
“Iya disini.” Tegasku dengan penuh
keyakinan sambil menunjuk ke arah lantai (seperti di film-film action)
“I-iiini kan wc Rif.” Jawab mas Yudi
dengan suara terbata-bata dan lagi-lagi dengan tampang heran.
“Iya sih mas ini wc.”
Suasana menjadi hening. Mas Yudi
diam dan aku pun ikut diam, mas Yudi
mondar-mandir, aku pun ikut mondar-mandir. Kita berdua sudah seperti
orang yang sedang nyasar dan tidak tau harus kemana. Dalam suasana hening ini,
hatiku sedang bernyanyi “Aku tersesat dan
tak tau arah jalan pulang aku tanpamu butiran debu”.
“Gak apa-apa mas wc juga yang
pentingkan ucapannya bukan tempatnya.” Ucapku meyakinkan mas Yudi sambil
menundukan kepalaku.
Mas Yudi terdiam dengan tangan menutupi
permukaan wajah bagian bawahnya. Ku lihat mas Yudi lagi dan tetap masih terdiam
serta mondar-mandir dengan langkah perlahan dan sesekali menganggukan
kepalanya. Aku biarkan mas Yudi seperti itu karena kata orang, biasanya orang
yang sedang berfikir itu sama persis dengan apa yang sedang mas Yudi lakukan sekarang
dan bisa saja apa yang sedang dilakukan mas Yudi itu ternyata sedang mencari
inspirasi untuk ucapan ulang tahun yang akan di ucapkan untuk Ica.
Aku bingung kalau terlalu lama diam dan
suasananya makin hening nanti takut malah salah satu diantara kita ada yang kerasukan,
secara kita sedang di wc dan di film-film horor mahluk astral suka menghuni wc.
Akhirnya aku pun mulai bertanya kepada mas Yudi.
“Ke-kkkenapa mas ? kok di-diiiem aja.”
Tanyaku sedikit tertahan.
“Gak apa-apa, ini aroma wc-nya menyengat banget.” Jawab mas Yudi sambil
menutup hidungnya.
Buyaaar semuanya. Ku kira mas Yudi
sedang mencari kata-kata yang bagus untuk Ica tapi ternyata mas Yudi diam itu
sedang menahan aroma khas wc.
“Ooh kirain kenapa mas, yaa udah kita
pindah ke depan aja mas.”
“Depan mana Rif ?” Tanya mas Yudi yang
masih menutupi hidungnya.
“Depan monas mas, yaa di depan wc lah
mas.” Jawabku.
Kita berdua pindah ke depan wc, yaa
lumayan disini aroma wc tidak terlalu menyengat seperti di dalam.
“Siap ya mas. Aku video nih” Tegasku.
“Selamat
ulang tahun Ica, semoga panjang umur, sehat selalu, makin dewasa dan jangan
lupain guru-guru serta teman-teman di SMK Wahidin dan semoga bisa sampai kakek
dan nenek sama Derifnya. Amin.” Ucapan ulang tahun yang sangat bagus dari mas
Yudi untuk Ica, khususnya yang paling bagus ucapan di kalimat terakhirnya.
Hari terakhir pengumpulan ucapan ulang
tahun telah berakhir dan semua ucapan telah ku rekam melalui video. Hari-hari
yang melelahkan telah ku lewati dengan harapan Ica senang dengan apa yang telah
ku lakukan untuk ulang tahunnya yang ke-22 dan hasil rekaman ucapan ulang tahun
yang ku video menjadi kado yang tak terlupakan.
Sesampainya di rumah aku liat-liat
kembali semua kumpulan ucapan ulang tahun yang telah ku rekam. Satu demi satu kulihat
dan ku dengarkan kata-kata yang keluar dari teman-teman Ica untuk Ica. Setelah
ku perhatikan ucapan-ucapannya ternyata semua ucapan hampir sama semua “Selamat
ulang tahun dan panjang umur” sampai seterusnya seperti itu semua.
Setelah selesai ku perhatikan semua
ucapan ulang tahun itu, kerjaan baru siap menanti yaitu menyatukan
kumpulan-kumpulan video ucapan yang masih terpisah namun hal itu aku
kesampingkan dulu. Sekarang mencari boneka Teddy Bear sebagai kado ulang tahun
untuk Ica.
Di suatu siang yang sangat terik aku
mencari boneka Teddy Bear di tempat-tempat yang menjual aneka boneka.
“Mbak, ada boneka Teddy Bear ?.” Tanyaku
sambil malu-malu.
“Cowok
kok cari boneka.” Jawab-mbak-mbak-penjual-boneka-yang-aku-gak-tau-namanya.
“Bu-bbbukan buat saya mbak bonekanya,
ini buat pacar saya mbak.” Jawab saya sambil terbata-bata.
“Ada gak mbak ?” Tegaskuku.
“Ada
kok, tapi saya mah sukanya boneka Dolphin yang ini mas.” Jawab-mbak-mbak-penjual-boneka-yang-aku-gak-tau-namanya
itu sambil memberikan boneka Dolphin ke tanganku.
Sambil
melirik curiga, ku menjawab “Tapikan ini buat pacar saya mbak dan pacar saya
sukanya sama boneka Panda atau Teddy Bear.”
“Jadi
ga mau Boneka Dolphin ?”. Tanya-mbak-mbak-penjual-boneka-yang-aku-gak-tau-namanya
itu meyakinkan aku.
“Enggakaaak
mbak.”
“Ya
udah Doraemon.”
“Teddy
Bear mbak.” Tegasku
“Ya
udah iya Teddy Bear.” Jawab-mbak-mbak-penjual-boneka-yang-aku-gak-tau-namanya.
“Iya
mbak dari tadi juga aku minta Teddy Bear mbak”
“Mau
yang warna apa Teddy Bearnya mas ?” tanya-mbak-mbak-penjual-boneka-yang-aku-gak-tau-namanya.
“Yang
coklat.” Jawabku
“Bagus
yang putih tau.” Ucap-mbak-mbak-penjual-boneka-yang-aku-gak-tau-namanya itu
mencoba mengganggu keyakinanku.
“Saya
maunya yang coklat mbak.” Jawabku lantang.
Mbak-mbak-penjual-boneka-yang-gak-tau-namanya
itu mengambil boneka Teddy Bear yang berwarna coklat sesuai dengan
permintaanku. Tak lama kemudian mbak-mbak-penjual-boneka-yang-aku-gak-tau-namanya
itu menghampiriku sambil menatapku dengan wajah heran.
“Ke-keenapa mbak ?” Tanyaku dengan
lirikan mata curiga.
“Cowok
kok pake motor pink, terus belinya boneka lagi.” Jawab mbak-mbak-penjual-boneka-yang-aku-gak-tau-namanya
itu sambil tersenyum meledekku.
Aku terdiam sambil menundukan kepalaku
seakan-akan aku sedang dihakimi di persidangan tentang kasus orientasi seksual
dengan tema Misteri Laki-laki Bermotor Pink dan Boneka Teddy Bear.
Dengan
penuh rasa malu aku berkata ke mbak-mbak pelayan “Bu-buunngkus mbak bonekanya”
“Mau pake ornamen apa bungkus kadonya
mas ?”
“Yang gambar bunga dan warnanya pink aja
mbak.”
“Bunga
?? Pink??” Tanya mbak-mbak-penjual-boneka-yang-aku-gak-tau-namanya itu dengan
muka heran.
“Iya
mbak biar bagus gitu.” Ucapku meyakinkan mbak-mbak-penjual-boneka-yang-aku-gak-tau-namanya
itu.
Setelah selesai membeli boneka Teddy
Bear yang lebih tepatnya mempermalukan diri sendiri terhadap orientasi
seksualku di depan mbak-mbak-penjual-boneka-yang-aku-gak-tau-namanya itu. Gara-gara
mbak-mbak-penjual-boneka-yang-gak-tau-namanya yang makin penasaran dengan warna
pink dan boneka Teddy Bear yang dibeli olehku, aku langsung bergegas pulang
untuk istirahat.
“Makasih yaa mbak.” Ucapku.
“Iya
sama-sama mas pink.” Jawab-mbak-mbak-penjual-boneka-yang-gak-tau-namanya.
Langsung ku tarik gas motorku dengan
penuh rasa malu.
Malam harinya ku mencoba menelpon Ica
untuk kangen-kangenan selayaknya anak muda yang sedang dilanda rindu mendalam.
“Tuuuttt...Tuuttt”
“Hallo.” Ica mengangkat telponnya.
“Iya sayang. Lagi apa ?” Tanyaku.
“Lagi duduk aja.” Jawab Ica di ujung
sana.
“Besok ada acara gak ?”. Tanyaku.
“Gak ada. Emang kenapa ?” Tanya Ica di
ujung sana.
“Gak apa-apa cuma pangen ketemu aja.
Bisa buat ketemu ?”.
“Boleh.” Jawab Ica.
“Ya udah besok ketemu yaa.” Kataku
melalui telepon genggam yang mesih menempel di telingaku.
Sedang asik-asiknya melelpon tiba-tiba
telponnya mati.
“Tuuut....Tut...Tut.”
Aku kaget, kenapa Ica tiba-tiba
mematikan telponnya. Namun, setelah kulihat lagi ternyata pulsa di hp-ku telah
habis.
“Maaf sayang pulsanya habis.” Ku memberi
tahu melalui pesan singkat yang masih ada gratisan buat sms.
Aku tak sabar menanti hari esok untuk
melihat hasil dari semua rencana yang telah ku persiapkan untuk ulang tahunnya
Ica. Besok adalah hari ulang tahun Ica, ulang tahun ke-22 dan di ulang tahun
ke-22 Ica kini menjadi pacarku. Aku tak bisa tidur, ku takut semua rencana itu
malah gagal, gagal total. Dalam hati ku berkata “Aku harus optimis”. Ya
optimisme tak menjamin suatu keberhasilan. Optimisme hanya kata-kata untuk
meyakinkan diri belaka. Optimisme hanya membuat diri sendiri percaya dengan apa
yang akan kita kerjakan dan optimisme hanya kata-kata Mario Teguh. Sedangkan
hidup ini sendiri tak semudah seperti apa yang di katakan Mario Teguh.
Orang yang jatuh cinta akan memberikan
segala hal untuk kekasihnya tujuannya agar orang yang kita cintai itu bisa
bahagia walau pun kita sendiri tidak tahu apakah dia benar-benar bahagia atau
bahagia karena terpaksa.
Keesokan harinya tanggal 4 September,
aku bertemu dengan Ica setelah selesai tugas praktik mengajar di SMK Wahidin
Kota Cirebon. Kado boneka Teddy Bear telah ku persiapkan dan ku simpan di dalam
rumah teman. Sedangkan kumpulan video ucapan ulang tahun untuk Ica dari
teman-temannya telah ku simpan di notebook yang berwarna merah milikku.
“Kita ngobrol di belakan aja yuk.”
Ajakanku.
“Boleh.” Jawab Ica.
Setelah sampai di belakang, aku bingung
bagaimana caranya agar masuk ke skenario yang telah ku buat. Aku mencari ide,
aku berfikir apakah aku harus pura-pura pingsan tapi nanti malah jadi ramai
atau apa aku harus pura-pura kerasukan tapi aku berfikir lagi nanti takut
orang-orang mencari ustadz dan ustadz itu berkomunikasi dengan aku seperti
acara televisi yang tayang tengah malam itu. Akhirnya aku pura-pura membuka
notebook dan ku putar beberapa video klip lagu-lagu Indonesia dan video
kegiatan aku selama program PPL itu.
“Sayang liat deh ini kegiatan aku waktu
mengajar.’’ Ucapku.
“Kamunya mana ?” Tanya Ica.
“Itu yang berdiri di depan, masa gak
keliatan.” Jawabku sambil menunjuk ke layar notebook.
“Oh itu kamu. Abis beda tipis sama
siswa, badannya sama-sama kecil.”
Aku menunduk, aku berbisik lirih “yaa
Tuhan buatlah badanku ini besar seperti tokoh film Action, Hulk tapi kulitnya
jangan hijau yaa.”
“Oya ini ada video teman-teman PPL
aku.” Ucapku mengalihkan pembicaraan
masalah badan.
Ica melihat video itu dan dipertengahan
video.....Jreng Jreeng Jreeeng mulailah diputar ucapan-ucapan ulang tahun untuk
Ica yang telah ku rekam selama kurang lebih satu bulan.
Ku melihat Ica, Ica terdiam. Aku berkata
dalam hatiku “kejutan ini gagal, tak ada
respon dari Ica, Ica cuma diam saja”. Ku tak henti-hentinya memandangi Ica
dan tak lama kemudian ku lihat Ica meneteskan air matanya.
“Kenapa kok nangis ?” Tanyaku.
Ica terdiam tak menjawab pertanyaanku.
“Kamu gak suka yaa?” Sambutku.
Ica menjawab dengan menatapku “Aku suka
kok, makasih yaa sayang.”
Aku langsung membalikan badan lalu
tersenyum dan berteriak dalam hati “Iyyeeeeee”.
“Oya tunggu yaa aku mau ambil sesuatu
dulu.” Kataku kepada Ica.
“Ambil apa ?” Tanya Ica dengan wajah
heran.
“Udah tunggu aja.” Jawabku.
Aku masuk untuk mengambil kado yang
berwarna pink dengan ornamen bunga serta pita merah yang mengelilingi kado
berisi Teddy Bear itu.
“Sayang ini kado di ulang tahun yang
ke-22 kamu. Semoga kado ini bukan kado terkhir dari aku untuk kamu yaa.”
“Iya sayang. Makasih yaa.” Jawab Ica.
Hari itu hari yang sulit untuk dilupakan
dan hari itu juga kegelisahanku akan menemukan jawaban dan ternyata jawabannya
Ica menyukai dengan semua usaha yang telah ku lakukan untuknya.
Malam harinya Ica memfoto kado yang
masih terbungkus, Ica juga berfoto bersama Teddy Bear isi kado dari aku dan
foto-foto itu Ica upload ke facebook.
Selesai sudah usaha yang telah ku
lakukan untuk Ica sebagai kado ulang tahunnya Ica. Aku berterimakasih kepada
teman-teman yang telah membantu proses pembuatan video ulang tahun untuk Ica.
Namun sayang kegiatan PPL sudah hampir selesai dan program KKN siap menanti
dengan teman-teman yang baru dan bahkan teman-teman yang belum pernah ku kenal
dan itu berarti aku harus jauh dengan Ica lagi.
KKN di mulai diakhir Oktober dan akan
selesai akhir November, selama itu pula aku mengenal teman-teman yang
sebelumnya aku tidak kenal. Aku harus tinggal selama satu bulan dengan mereka
dan rasanya itu seperti di penjara karena kasus yang sama dengan nama
programnya namun artinya beda. Ya KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) bukan
(Kuliah Kerja Nyata).
Dalam program KKN aku merasa Ica telah
berubah, Ica sudah tek seperti kucing lagi yang lembut dan penyabar. Kini Ica
sudah menjadi kucing yang dewasa lalu menjadi macan, buas, sedikit-sedikit bisa
marah dan bisa aja ketika marah macan langsung mencengkram tawanannya lalu
mencabik-cabiknya dan terakhir memakannya.
“Kamu kenapa, akhir-akhir ini kamu jadi berubah.” Tanyaku
lirih lawat hp yang menempal di telingaku.
“Gak apa-apa.” Jawab Ica di ujung sana
dengan singkat.
“Kamu marah sama aku ?.”
“Enggak.”
Kata teman aku, katika cewek bilang
tidak apa-apa itu berarti dia ada apa-apa. Aku makin penasaran dengan jawaban
Ica seperti itu. Namun, aku tidak bisa berbuat apa-apa. Aku hanya terdiam dan
sering melamun, memikirkan yang tak seharusnya dipikirkan.
Tanggal 29 November tepatnya malam
Jumat, Ica mengirim pesan singkat kepadaku dan aku masih ingat itu karena waktu
itu aku sedang tidak ada pulsa jadi aku tidak bisa membalas pesannya.
“Aku jenuh. Akhir-akhir ini aku merasa
kurang yakin dengan kamu, yang cemburuan, gampang marah seolah tak percaya
denganku. Kayaknya kita sampai disini saja. Kamu orang yang baik, kamu berhak
untuk mendapatkan orang yang lebih baik dari aku.”
Lagi-lagi aku hanya bisa terdiam, merasakan
sakitnya hati ini. Entah apa salahku hingga Ica tega membuat hati ini hancur,
hancur tak tersisa. Ternyata aku sadar, ketika pasangan kita berubah, dia
seperti itu sebenarnya dia ingin putus tapi tidak tahu akan memberikan alasan
apa. Dan ketika sudah tidak ada alasan lagi, alasan yang apling sering
dikatakan : aku jenuh, bosan, mungkin
kita tidak berjodoh, kamu terlalu baik buat aku.
Kini lengkplah sudah, sepi ini akan
selalu menghampiriku bersama gelap yang kurasa dan hampa yang kuterima untuk tetap
menyusuri jalanan yang terjal namun aku harus tetap barjalan dengan langkah
yang terkulai. Dalam gerimis yang menyapaku, angin malam yang menyentuhku, aku
semakin terbuai oleh bayang-bayang hitam.
Ku bawakan sebaris kata untuk Ica,
tentang rindu yang kelam, tentang cinta yang terbuang yang terbesit namamu
diantara air mata dan lara. Masihkah ada senyummu dibatas penantianku selama
ini yang kini makin terbata.
Setelah selesai program KKN aku baru
tahu bahwa Ica memiliki pacar baru sebagai pengganti aku di hatinya. Laki-laki
itu tidak lain adalah ketua KKN di kelompoknya, mungkin Ica sudah merasakan
rasa sayang kepada ketua KKN-nya dari sebelum Ica memutuskan aku. Sekarang aku
sadar bahwa ketika pasangan kita berubah, hal itu karena dia ingin putus tapi
tidak tahu akan memberikan alasan apa untuk putusnya dan terkadang alasannya
itu tidak masuk akal tapi kita harus mempercayai dengan alasan yang diberikan
pasangan kita yang sebentar lagi akan menjadi mantan kita.
Aku bertemu dengan Ica dan Ica berkata
“Maafin aku dul udah bikin kamu sakit hati.”
“Iya aku juga minta maaf belum bisa
bikin kamu bahagia.” Jawabku.
“Aku udah minta maaf jadi kamu jangan
membenci aku yaa.” Ucap Ica.
“Aku
memaafkan tapi bukan berarti aku melupakan hal itu. Terima kasih dengan satu tahun
yang tak terlupakan.” Jawabku lirih.
Aku lemah dengan ukiran indah memuja
cinta. Luka yang abadi, luka yang menghujam jantungku. Kau tak tahu bahwa aku
kecewa dalam cerita ini, aku tidak mampu berpikir tantang cinta lagi kini akal
sehatku hilang dan kau buat aku tenggelam, tenggelam dalam lara yang tak
berkesudahan dengan semua ucapan busukmu, dengan semua kata-kata palsumu
membuat hati ini makin hancur dan mati. Aku terdiam meratapi nafas yang masih
tersisa, merasakan dunia yang tak berarti lagi. Dan akhirnya kecewa ini selalu
menemaniku.
Kinan memberikan kabar karena memang
sudah lama tidak bertemu. Melalui pesan singkat, facebook, twitter kita bisa
berkomunikasi meski pun kita tidak pernah bertemu lagi seusai program PPL.
“Ciyee yang lagi galau.” Pesan dari
Kinan di sebrang sana.
“Galau ??? emang.” Jawabku di pojokan
kamar.
Dan sampai saat ini aku dan Kinan masih
berkomunikasi baik, yaa sekedar berbagi cerita apalagi tipikal Kinan yang alay
tiap ngobrol di telpon lebay tapi setidaknya dia yang masih mau mendengarkan
ceritaku. Dari cerita senang, sedih sampai cerita yang absurd Kinan tetap
mendengarkan.
Pada akhirnya orang yang jatuh cinta
harus siap patah hati. Seperti kata Khalil Gibran : Kesenangan adalah kesedihan yang terbuka bekasnya, tawa dan air mata
datang dari sumber yang sama. Semakin dalam kesedihan menggoreskan luka ke
dalam jiwa, semakin mampu sang jiwa menampung kebahagiaan. Aku tidak
meyakini kalimat dari Khalil Gibran itu tapi setidaknya dalam kesendirian ini aku
bisa belajar memahami lebih dalam lagi tentang spesies yang bernama perempuan
ini.
Orang yang jatuh cinta akan diselimuti
rasa bahagia namun itu hanya sementara dan di akhir kisah air mata yang
berbicara. Kini aku sadar ternyata yang dibutuhkan kita adalah merelakan, cepat
atau lambat kita harus sadar akan merelakan orang yang kita cintai. Kumpulan
video ucapan ulang tahun untuk Ica ku persembahkan sebagai kado pertama dan
terakhir untuk Ica. Dan Ica, hanya masa lalu.
Karya Derif Rys Gumilar
Facebook : eriefgilaraquino@rocketmail.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar