Selamat Datang, Baca, Pahami dan Rasakan dari Sebuah Tulisan

Selamat Datang, Baca, Pahami, dan Renungkan Makna Indahnya Kenganan dari Sebuah Tulisan
Kenangan tidak mudah untuk dilupakan hanya hilang ingatan yang bisa mengobatinya. Sekecil apa pun kenangan akan tetap berada di pikiran.
Kado Terakhir Untukmu menceritakan semua peristiwa yang telah terjadi, dilewati dan dirasakan sebagai bentuk apresiasi pada sebuah kenangan.
Tulislah apa yang kita rasakan dan rasakan apa yang kita tulis.


Minggu, 07 Oktober 2018

DWI (Jarak dan Waktu)

“Sedalam apa pun aku merenung, tak pernah aku dapatkan jawaban mengapa aku menjatuhkan hatiku padamu”.
Dwi, sepertinya aku terlalu ditikam rindu olehmu hingga aku lupa menceritakan keadaanku saat kau pergi dari kampung halamanku. Entah aku lupa atau aku yang terlalu asik membayangkanmu hingga aku tak sadar kau telah pergi jauh.
Saat temanmu berpamitan denganku walau hanya via What’s App karena saat itu aku sedang bekerja, aku hancur Dwi, konsentrasiku hilang, pikiranku hanya terpikirkan engkau, hingga muncul pertanyaan “Bisakah aku bertemu denganmu lagi ? atau ini terakhir aku bertemu denganmu ?”.
Akal sehatku hilang. Aku tak bisa berpikir normal seperti biasanya. Aku khawatir akan kehilangan penyejuk jiwa untuk kesekian kalinya. Aku paham betul bagaimana rasanya kehilangan yang kini membuatku tak ingin kehilanganmu meski aku belum memilikimu seutuhnya. Namun setidaknya, hadirmu memberikan alasan mengapa aku bertahan hidup hingga saat ini.
Dwi, kau tau ? saat temanmu berpamitan kepadaku, saat itu hari menjelang siang. Aku tak berpikir panjang karena otakku tak karuan, aku bergegas untuk pulang dari tempat kerja berharap aku bisa melihatmu, meliihat senyuman tulusmu. Namun, sesampainya di rumah ternyata kau sudah pergi saja. Hanya jejak-jejakmu yang kau tinggalkan di pelataran ingatan.
Aku tak tau apa itu namanya; kehilangan seseorang yang bukan milikku, yang bahkan belum pernah saling berucap sapa. Seperti dicabik-cabik nadiku saat aku tau kau telah berlalu dari kampungku. Ada penyesalan karena aku tak bisa memanfaatkan waktu selama kau disini. Namun apa daya, Tuhan maha pemilik rencana.
Selang beberapa hari kemudian, temanmu yang berkacamata itu mengunggah timeline di media whats app yang berisikan foto kalian bersama. Tanpa basa basi aku langsung screenshots video itu lalu ku lingkari wajahmu sebagai pertanda kau sebagai objek yang akan aku tanyakan padanya.
“Mas kerudung merah itu siapa namanya ?”. Aku pura-pura tak kenal dengan namamu.
“Oh itu Dwi, mas namanya” Jawabnya “Kenapa mas suka ?” Lanjutnya.
Aku tak tau harus jawab apa karena aku tak tau apa yang aku rasakan. Ini cinta atau hanya kekaguman saja.
“Enggak mas cuma nanya aja”. Jawabku.
Kerudung merah yang kau pakai disertai senyuman tulus yang kau miliki itu sungguh membuat mataku jadi kehilangan fokus. Semua terlihat hitam putih kecuali kau yang berwarna. Terkesan berlebihan, namun tak apa, memang begitu adanya. Aku hanya mengatakan apa yang sesungguhnya aku rasakan. Jika kau jadi aku Dwi, tanpa aku ceritakan kau pasti akan paham apa yang sedang aku rasakan.
Jadi sekarang kau sudah makan ? atau masih menunggu balasan pesan dari masalalumu yang kini telah meninggalkan ? Sehebat itukan dia hingga tak bisa kau lupakan ? Cobalah tengok ke arahku Dwi. Masih ada aku yang selalu menunggu senyumanmu berharap akulah alasan yang bisa membuat kau tersenyum. Di dalam aku masih ada aku maka masuklah lebih dalam lagi ke jiwaku agar kau paham siapa aku. Begitu pun aku padamu Dwi.
Sudahlah Dwi lupakan masalalumu itu, berproseslah denganku. Beri aku waktu agar kau bisa berjalan disampingku. Agar kau nyaman denganku. Bukankah cinta itu bisa kita didik ? seiring berjalannya waktu cinta pun akan hadir dengan sendirinya. Aku bukan memaksa hanya saja aku tak ingin kau bersedih karena masalalumu itu.
Lihat aku. Aku yang selalu menunggu balasan pesan What’s App mu yang kau balas begitu lama padahal aku menunggu.
Dengan bantal yang aku letakan di bawah dagu, aku menunggu balasan pesanmu. Tiap notifikasi handphone berbunyi, aku langsung buka handphone. Namun ternyata, hanya pesan dari grup bukan darimu. Kecewa ? tidak bagiku itu bukan kekecewaan, mungkin disana kau sedang sibuk atau bisa jadi aku hanya angin lalu bagimu. Memang tak penting isi pesan yang ku kirimkan padamu Dwi, namun seperti itulah aku yang kadang memaknai hal yang tak penting ternyata bisa menjadi penting.
Dwi, waktu dan jarak akan menyingkap rahasia perasaan, apakah rasa itu semakin besar atau malah semakin memudar. Seperti aku padamu Dwi, aku tak akan pernah keberatan jika harus menunggu balasan pesanmu, menunggu senyumanmu, menunggu perasaan itu tumbuh di hatimu. Berapa pun waktu yang akan ku tempuh, aku akan menunggu selama aku mencintaimu.
Dwi meski kau jauh disana entah kenapa aku tak pernah selesai mendoakanmu, mendoakan keselamatanmu, mendoakan kebahagiaanmu. Berharap bahagiamu adalah aku. Aku ingin menjadi pemilik senyuman tulusmu itu.
Ah sudahlah kau jangan galau cukup gelisah saja. Seperti aku yang selalu gelisah saat mengingatmu karena aku selalu ingin tau keadaanmu disana.
Salam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar