Selamat Datang, Baca, Pahami dan Rasakan dari Sebuah Tulisan

Selamat Datang, Baca, Pahami, dan Renungkan Makna Indahnya Kenganan dari Sebuah Tulisan
Kenangan tidak mudah untuk dilupakan hanya hilang ingatan yang bisa mengobatinya. Sekecil apa pun kenangan akan tetap berada di pikiran.
Kado Terakhir Untukmu menceritakan semua peristiwa yang telah terjadi, dilewati dan dirasakan sebagai bentuk apresiasi pada sebuah kenangan.
Tulislah apa yang kita rasakan dan rasakan apa yang kita tulis.


Minggu, 04 Januari 2015

Long Distance Relationship



 Berawal dari membaca sebuah status di facebook “Jaga hati kamu untuk aku yaa” ada juga yang membuat status “Meski pun kita terpisah jarak dan waktu namun aku akan tetap menjaga cinta ini untukmu karena aku percaya indah pada waktunya”. Aku tidak mengerti mengapa orang membuat status seperti itu dan setelah aku bertanya kepada si pembuat status, ternyata dia sedang menjalani LDR atau hubungan jarak jauh atau bahasa simpelnya pacaran hanya lewat hape dan sosial media saja.
            Karena aku belum pernah punya pengalaman dalam bidang hubungan jarak jauh, aku jadi penasaran apa yang dirasakan oleh mereka yang sedang menjalani LDR atau hubungan jarak jauh itu.
Menurut temanku, Rahman, “LDR atau hubungan jarak jauh itu lumayan menyamankan loh, Rif”. Aku jadi curiaga dengan ucapannya, jangan-jangan dia berkata seperti itu karena dua faktor; 1) dia nyaman karena bisa selingkuh; dan 2) dia susah nyari pacar lagi makannya dia tetap mempertahankan hubungan jarak jauh itu. Dan aku meyakini kemungkinan yang ke-2 itu. Menurutku, gak perlu hubungan jarak jauh karena ketika menjalani hubungan jarak jauh sama seperti membiarkan hati yang lain masuk kedalam perasaan kita, baik pacar kita mau pun diri kita sendiri. Baik disadari atau pun tidak disadari karena rasa cinta datang diam-diam tanpa permisi bahkan tanpa kita inginkan.
            “kenapa lo LDR Man ?” tanyaku kepada Rahman temanku yang sama hobinya nulis aib orang lain.
            “karena gue sayang sama dia, Rif.” Jawabnya singkat
            Anak SD juga tau orang pacaran yaa karena saling suka. Kasihan Rahman kayak anak SD, anak SD yang sudah LDR-an.
            Hening.
            Lalu dia melanjutkan pengalamannya tentang LDR yang pernah ia alami “Gue LDR dari mulai kelas XI SMA, gue di Cirebon sedangkan pacar gue tinggal di Cimahi”
            Aku terkejut, jangan-jangan mereka kenal di sosial media.
            “Lo kenal dimana ?” lanjutku “secara Cirebon dan Cimahi itu jauh”
            “Dulu pacar gue itu teman semasa kecil, dia dulu rumahnya di sebelah rumah nenek gue yang jaraknya tidak telalu jauh. Namun, ketika dia SMP, dia pindah ke Cimahi. Seskali kita bertemu kalau dia pulang ke tempat kelahirannya, yaitu di rumah neneknya yang tetangga gue itu”
            “OOohhh” jawabku seolah paham.
            “Yaaaa” jawab Rahman seolah mengerti kalau aku paham.
            Dulu aku pikir LDR itu pencarian pacar yang dilakukan di sosial media, tanpa tau orangnya, sifatnya dan keturunannya. Dan sekarang aku paham, mereka yang menjalani LDR itu sebenarnya sudah saling kenal, saling jatuh cinta dan karena keadaan mereka terpisah ruang, jarak dan waktu. Namun, karena cinta mereka tetap mempertahankannya.
            Jadi LDR itu pacaran yang terpisah ruang, jarak dan waktu. Aku jadi ingat berarti waktu kuliah aku pernah LDR-an juga dengan pacar atau sekarang lebih tepatnya mantan pacar. Dulu aku dan dia pacaran beda jurusan dan  pasti jelas kita berbeda ruang kuliah, berbeda waktu jam kuliah. Ya itulah LDR, terpisahkan ruang dan waktu. Cuma, meski pun aku dan pacar yang sekarang jadi mantan berbeda ruang kuliah dan waktu jam kuliah, kita terasa sangat dekat karena kita satu fakultas, satu universitas, serta jarak antara rumahku dan dia hanya berkisar 30 menit. LDR yang sangat terasa dekat.

            Seandainya jarak tidak berarti
Akan ku arungi ruang dan waktu dalam sekejap saja
Seandainya sang waktu dapat mengerti
Takan ada rindu yang terus menggangu
Kau akan kembali bersamaku

            Lirik lagu LDR milik Raisa itu mengingatkan aku kepada teman yang aku kenal di facebook, dia bernama Ayu. Ayu asli Cirebon, sebenarnya dia kuliah di universitas yang sama denganku bahkan dia satu fakultas denganku tapi pas aku sudah lulus kuliah baru aku kenal dengan dia meski pun hanya di facebook. Dan yang lebih parahnya lagi, aku baru tau bahwa dia satu jurusan dengan mantanku terlebih lagi dia temannya. Yaah memang benar, dunia tak selebar daun kelor, masih lebih besar abang yang pake kolor.
            Ayu dan LDR sangat erat hubungannya, bukan karena Ayu yang menciptakan bahasa LDR menjadi sangat populer tapi Ayu sedang menjalani LDR dengan pacarnya. Mungkin Ayu jadian dengan pacaranya saat dia masih kuliah dan pas lulus mereka jadi terpisah jarak dan waktu. Mungikin. Namun yang pasti, setelah lulus Ayu bekerja di Cikarang yang memaksa dia harus tinggal di sana. Sementara pacarnya Ayu berprofesi sebagai guru di daerah Cirebon yang memaksa dia tinggal di Cirebon tidak bisa tinggal di Cikarang dan bekerja di Cikarang. Nah, sekarang aku jadi bingung karena kebanyakan membawa nama kota Cikarang, semoga pembaca tidak ikut bingung. Intinya, Ayu dan pacarnya LDR-an, hubungan jarak jauh, terpisah ruang dan waktu.
            Ayu selalu bergalau-galauan menghadapi LDR yang dia jalani bersama pacarnya dan dia ungkapkan melaui status-status yang dia tulis di akun facebook yang dia kelola. Mulai dari status bertemakan waktu. Misal, 24500 menit lagi, 1025689 detik lagi atau 350 hari lagi, besoknya jadi 349 hari lagi, 248 hari lagi, 247 hari lagi terus aja sempai Ayu berubah menjadi Krisdayanti yang selalu menghitung hari, detik demi detik. Dan dia juga pernah mengupload foto gambar tangannya dengan jam tangan yang melingkar di tangannya itu disertai dengan premen Kiss yang menemaninya dengan tulisan Sabarrrr. Aku bisa menyimpulkan itu ditujukan untuk kekasihnya, mungkin nama kekasihnya Sabar.
            Ayu masih menikmati LDR itu, dia sabar menunggu waktu itu tiba. Waktu dimana Ayu dan pacarnya bisa bertemu, saling melepas rindu. Ayu percaya dengan kalimat ‘Indah pada waktunya’.
            Seiring berjalannya waktu, aku tak pernah membaca status-status dia. Status-status yang intinya memberikan keyakinan kepada diri sendiri tentang kesabaran dalam menjalani LDR. Aku penasaran, sampai mati aku jadi penasaran. Ada apa dengan status-status Ayu ? kemana kini status-status Ayu yang menjelaskan tentang arti penantian dan kesabaran itu ?
            Singkat cerita aku langsung bertanya di komentar dalam status yang dia buat. Status yang berbeda dengan status-status sebelumnya. Dari status tentang penantian hingga menjadi status tentang kebahagiaan meski tanpa kekasih.
            “Udah gak LDR-an lagi, Mbak ?” tanyaku.
            1 menit Ayu tidak membalasnya.
            2 menit Ayu tetap tidak membalasnya
            Pas kemali ke beranda ternyata ada pemberitahuan pesan masuk.
            “Kamu tau aku LDR kata siapa ?” jawaban yang seperti pertanyaan yang Ayu lontarkan lewat inbox di facebook
            “Tau lah, dari status-status yang kamu buat” jawabku “Udah gak LDR-an ?” lanjut pertanyaku yang memang penasaran
            “Udah putus” jawabnya singkat.
            “Kenapa bisa putus ?”
            “Dia cuek”
            Aku baru tau, sekarang alasan untuk putus yang tidak masuk akal bukan karena jenuh saja tapi juga karena cuek. Harusnya alasan untuk putus itu yang agak masuk akal tujuannya biar yang diputuskan itu bisa menerima dengan lapang dada, tidak sakit hati. Missal, “Sayang, kayaknya kita harus putus deh karena kita sama-sama cewek”. Nah, kan masuk akal tuh kalau alasannya karena sesama jenis.
            Kembali ke cerita.
            “Oh cuek” jawabku
            “Iya”
            “Dia selingkuh kali atau kamu yang selingkuh” ucapku seolah pandai memprediksi.
            “Enggak tau”
            “Haaaah ??”
            Enggak tau, jawaban Ayu Gak Tau. Jadi intinya selama LDR-an itu Ayu gak tau kelakuan pacarnya seperti apa. Kata Ayu, cukup saling percaya. Memang kalau pacaran itu modal utamanya yaa harus saling percaya tapi harus tau kondisi juga. Kapan kita harus percaya dan kapan juga kita harus curiga. Percaya boleh tapi jangan sepenuhnya. Kadar unkuran kepercayaan itu yang harus bisa kita atur.
            Kini Ayu sudah tidak menjalani LDR lagi, karena pacarnya cuek dia memutuskan untuk menyudahi LDR-an itu. Inilah sesungguhnya makna dari LDR, kita harus memiliki rasa saling percaya satu sama lain dan saling percaya kalau kita sedang selingkuh diam-diam.



Karya Derif Rys Gumilar
Follow Twitter  @Gumilar_
Facebook : eriefgilaraquino@rocketmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar