Sebagai manusia pasti memiliki hati,
rasa peduli dan kasih sayang. Sebagai manusia yang normal, yang tidak lari-lari
di jam 4 pagi sambil ngubek-ngubek comberan, dia pasti merasakan cinta. Ya
cinta, satu kata namun memiliki berjuta makna. Mulai dari sedih, bahagia,
hampa, hambar dan sebagainya.
Setiap manusia pasti memiliki
definisi tersendiri tentang arti dari cinta. Namun, bagaimana jika rasa itu
selalu dipendam atau orang yang kita cintai itu tidak pernah tahu tentang
perasaan yang kita miliki untuknya. Ku sebut itu Jatuh Cinta Sendirian. Miris memang ketika rasa itu yang seharusnya
bisa membuat kita bahagia tapi malah membuat kita jadi menderita. Ketika rindu
tapi tidak berhak untuk mengatakannya, ingin sms tapi takut tidak balas, ingin
telpon tapi takut disangka orang salah sambung. Kasihan mereka yang jatuh cinta
sendirian, termasuk aku. Nah yang jadi masalah, mengapa bisa terjadi jatuh
cinta sendirian dan apa yang dirasakan ketika jatuh cinta sendirian.
Jatuh
cinta sendirian bisa bermulai dari rasa ketidak-pede-an seseorang. Aku pernah
jatuh cinta kepada Uli Damayanti waktu aku masih kuliah. Di cerita-cerita
sebelumnya aku pernah membat cerita tentang Uli Damayanti. Ya karena cuma lewat
cerita pendek aku bisa mengungkapkan perasaanku untuknya. Aku tidak pede untuk
mengungkapkannya. Rasa itu aku simpan sampai lebih dari satu tahun.
Aku
masih terus menyimpan perasaan itu dengan rapih di sudut hati. setiap kali aku
buka facebook dan twitter kulihat status-status dia seketika aku tertawa entah
karena lucu atau karena bahagia. Namun, akhirnya aku sadar, saat aku tertawa
melihat status-status dia, saat itulah aku sedang jatuh cinta sendirian.
Semuanya seolah dekat padahal itu kosong. Semuanya seperti mudah jika jatuh
cinta sendirian.
Walau
pun aku tahu akibatnya, jika kita terlalu dalam menyimpan perasaan untuk orang
yang kita cintai apalagi kita tidak pernah mengungkapkanya. Namun, aku tetap
mengejarnya, salah satunya dengan bisa berkomunikasi dengan dia saja aku sudah
merasa cukup bahagia meski komunikasi itu hanya lewat sosial media facebook.
Mulai dari aku inbox dia sampai aku hanya nge-like status-status dia setidaknya
aku ikut andil dalam memenuhi pemberitahuan di facebook dia.
Sampai
akhirnya di suatu malam minggu aku inbox-an denganya dan apa yang terjadi ? Ya
aku bahagia. Namun, pacar dari Uli Damayanti tidak bahagia. Tiba-tiba inbox-an
itu terputus begitu saja. Aku menunggu dia nge-chat aku lagi dan tentu saja ada
pesan yang masuk, ketika dibuaka pesan itu berisi “maaf bang, saya cowoknya Uli Damayanti tolong jangan hubungi dia
lagi”. Aku hanya bisa terdiam.
Apa
yang salah dari orang yang sedang jatuh cinta ?. Ya mungkin aku jatuh cinta
kepada orang yang sudah memiliki cinta tapi bukankah cinta itu datang tanpa
disadari ?. Kalau cinta itu datang dengan sadar, aku juga tidak ingin jatuh
cinta kepada orang yang sudah memiliki cinta. Namun, apa yang bisa dilakukan,
aku hanya bisa diam. Satu sisi aku tidak ingin merusak kebahagiaan dia dengan
pasangannya. Namun, satu sisi lain aku juga tidak ingin rasa cinta ini terus
membelenggu jiwa.
Cara
yang tepat adalah mengungkapkan perasaan cinta itu sendiri. Namun, itu sama
saja dengan aku mencoba merusak kebahagiaannya.
Diam.
Hanya diam dan menunggu, menunggu waktu itu datang.
Setelah cowoknya Uli Damayanti melarangku untuk
berkomunikasi dengan Uli Damayanti, aku mencoba aku mencoba menjauh. Aku
menjauhinya bukan karena aku benci tapi karena aku sadar dialah orang yang
pantas membuat Uli Damayanti bahagia, bahkan ini yang lebih parah; aku tidak cukup layak untuknya.
Hanya lewat tulisan-tulisan ini aku membuat duniaku
sendiri, dunia dimana aku dan Uli Damayanti menjadi terasa semakin dekat meski
pun aku tau itu hanya dunia buatan, dunia yang hampa jika selesai ku baca
tulisannya.
Hanya lewat kata-kata ini aku bisa tersenyum seolah
bercanda dengan dia dan dengan cerita ini ku buat dunia dimana Uli Damayanti
bisa membacaanya, semoga.
Karya Derif Rys Gumilar
Facebook : eriefgilaraquino@rocketmail.com